Probolinggo (wartabromo.com) – Api abadi yang sedianya dinyalakan di kaldron mini di kawah Bromo urung dilakukan. Adanya longsoran di sekitar kawah jadi penyebab hingga dianggap membahayakan.
Menurut anggota Departemen Ceremony Deputy II Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee (INASGOC), Permana Sunu, awalnya api abadi yang diambil dari New Delhi dan api dari Mrapen di Grobogan, Jawa Tengah itu, dibawa pasukan Kavaleri. Pasukan ini, berkolaborasi dengan 100 penunggang kuda lokal dari depan Pura Luhur Poten. Setelah dibawa dengan kecepatan tinggi, api itu akan dibawa seorang atlet menutuju kawah Bromo. Kemudian digunakan untuk menyalakan kaldron mini.
Namun, ada longsoran di area kaldron mini bahkan retakan yang bisa membahayakan. “Pada awalnya diletakkan di kawah bromo, namun setelah tim naik ke atas dan mengecek kondisi ternyata kondisinya tidak bisa digunakan lagi. Jika menggunakan jalur yang lain pun posisinya tidak memungkinkan. Sebab, membahayakan bagi atlet, petugas dan juga wartawan yang tentunya pengen gambar yang bagus,” kata Permana.
Sehari sebelum dilaksanakan, maka diputuskan tempat kaldron mini dipindah ke sisi utara Pura. Keputusan itu juga berimbas pada jadwal yang lain. Semisal titik masuk obor yang semula dilakukan di Jemplang Malang, kemudian dipindah ke Cemorolawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura.
Dalam pelaksanaannya, ada 4 orang yang secara estafet membawa obor itu ke kaldron mini di Pure Luhur Poten. Mereka adalah artis Irfan Hakim, dari kepolisian Kombes pol Unggul, dan mantan atlit lompat jauh Maria Natilia Londa. Yang terakhir membawa obor itu adalah mantan peraih emas Bulutangkis Olimpiade Barcelona, Susi Susanti.
Tak hanya pemindahan kaldron mini, pelaksanaan kirab obor di lautan pasir Gunung Bromo molor dari jadwal semula. Dimana awalnya, kirab itu akan dilaksanakan pada 05.00, namun baru terlaksana sekitar pukul 7.30. Setidaknya ada 2,5 jam waktu yang terbuang sia-sia. (fng/saw)
Simak Videonya disini.