Probolinggo (wartabromo.com) – Sebulan terakhir maling menyatroni pasar tradisional Semampir, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo. Pedagang pun resah karena tak ada tindakan dari Koordinator Pasar setempat.
Dari penelusuran wartabromo.com, dalam sebulan terakhir ada 10 kasus pencurian toko dan bedak di lingkungan pasar Semampir. Bahkan ada pedagang yang sampai dua kali mengalami pencurian dalam interval yang sangat dekat. Mereka yang menjadi korban pencurian maling adalah Mahfud, Halimah, Haji Pi’ah, Sabiyah, Haji Ja’i, Yoyo, Tar, Sa Rahman, Haji Seniyeh.
Yang terbaru adalah toko milik Haji Mahfud, yang dibobol maling pada Kamis (19/7/2018) dinihari. Pemilik baru tahu tokonya dimaling saat hendak berjualan di pagi hari. Ia mendapati bedak tokonya sudah rusak pada bagian jendelanya. Sementara beberapa slop rokok bermerk ludes diembat maling.
Kasus ini, sudah dialami Haji Mahfud dalam kurun 15 hari terakhir. Selain rokok dan uang, barang yang bernilai ekonomis tinggi diembat oleh maling.
“Saya sendiri sudah dua kali mengalami kecurian barang. Belum sampai lima belas hari sudah dua kali. Yang pertama kerugian diatas satu juta, sekarang mungkin tidak sampai,” tuturnya.
Mahfud menuturkan dirinya dan pedagang yang mengalami kecurian, sudah melaporkan pihak pasar. Namun, tak pernah ditanggapi oleh petugas. Bahkan, koordinator pasar Suraono, saat ditelpon pedagang tak pernah datang menengok pedagang. Alasannya selalu ada rapat di kantor.
“Bukan hanya masalah barang yang hilang dicuri orang saja yang dikeluhkan pedagang. Sikap dari petugas pasar yang acuh juga dikeluhkan pedagang. Bagaimana solusinya kalo kayak ini, pedagang kan gak tenang saat berjualan,” lanjut Mahfud.
Sementara itu, koordinator pasar Suraono melalui sambungan selularnya mengaku sudah bertemu dengan pedagang pasar. Namun, saat ditanya bagaimana solusi dari pihak pasar terkait kasus itu, ia segera menutup teleponnya.
“Maaf mas sedang rapat,” tutupnya. (cho/saw)