Probolinggo (wartabromo.com) – Warga Desa Liprak Kidul, Kecamatan Banyuanyar, Kabupaten Probolinggo terpaksa harus mandi dan cuci pakaian di sungai Pekalen. Pasalnya, sudah 2 tahun lamanya, pasokan air bersih dari PDAM setempat mampet.
Sudah 2 tahun lamanya, warga Desa Liprak Kidul menderita. Mereka kesulitan mendapatkan pasokan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Sebab, sumur milik warga tak lagi mengeluarkan air bersih.
Sehingga untuk kebutuhan mandi dan cuci, warga memanfaatkan aliran sungai Pekalen yang membelah desa itu.
“Kalau cuci dan mandi ya ke sungai. Kalau untuk air minum membeli air per jerigen,” tutur Heni (40), warga desa setempat, Senin (16/7/2018).
Heni menambahkan, sebenarnya di desanya ada aliran pipa milik PDAM. Namun, dalam 2 tahun terakhir aliran air itu terputus. Keluhan berbagai keluhan sudah disampaikan ke pihak PDAM, namun tak pernah ada solusi. Sehingga warga kemudian enggan membayar tagihan bulanan yang dibebankan ke pelanggan.
“Ya nggak bayar, buat apa bayar wong airnya gak ada,” ungkapnya.
Wanita yang membuka warung kopi ini, menuturkan untuk memenuhi kebutuhan air minum, dirinya dan warga yang lain membeli air per jerigen.
Satu jerigen air bersih berisi 20 liter dibeli seharga Rp. 3.500. Dalam 5 hari, Heni mengaku membeli 15 jerigen untuk kebutuhan warung dan keluarganya.
“Tolonglah pemerintah itu memperhatikan kami,” ratap Heni.
Menurut Muhammad Ali, selaku Kepala Desa Liprak Kidul, mengatakan di desanya ada 2.018 KK dengan jumlah warga mencapai 6.308 jiwa. Mereka mengalami kesulitan air bersih sejak 4 bulan lalu atau sejak masuk musim kemarau. Sebetulnya air dari PDAM menurutnya sudah masuk, namun tidak normal.
“Selama ini pihak pemerintah desa sudah meminta bantuan BPBD, namun tidak rutin datang. Mungkin karena kekeringan bukan di daerah ini saja. Kami sendiri berharap pemerintah daerah memberikan perhatian lebih kepada desa kami yang dilanda kekeringan,” ujar Muhammad Ali. (cho/saw)