Probolinggo (wartabromo.com) – Warga Suku Tengger mulai mempersiapkan sejumlah sesaji (ongkek) menjelang perayaan Yadnya Kasada. Ongkek ini akan dilarung ke dalam kawah Gunung Bromo pada Sabtu (30/6/2018) dinihari nanti.
Persiapan Yadnya Kasada terus dilakukan oleh warga Suku Tengger, salah satunya dengan membuat ongkek atau sesaji. Seperti yang terlihat Desa Jetak, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo pasa Jumat (29/6/2018). Warga sejak pagi tampak sibuk mempersiapkan rangkaian ragam sesaji.
Terbagi dalam kelompok-kelompok kecil, mereka asik memotong bambu. Kemudian membentuknya sedemikian rupa hingga mirip sebuah pikulan. Menariknya, di kedua sisi ujung bentuk rangkaian bambu tersebut warga juga melengkapi dengan beberapa hasil pertanian Suku Tengger.
Warga menyebut bentuk rangkaian itu ‘ongkek’. Digunakan sebagai tempat beragam sesaji berupa hasil bumi dalam sebuah ritual persembahan ke kawah Gunung Bromo. Ongkek ini sebagai bentuk rasa syukur terhadap sang pencipta atas hasil bumi di tanah Tengger.
“Ongkek ini sebagai bentuk syukur kami umat Hindu Tengger, nanti saat upacara Kasada ongkek ini akan dilarung ke kawah dengan harapan hasil bumi di sini semakin meningkat dan masyarakat suku Tengger tambah makmur,” kata Bejo, salah satu warga.
Menurut Kepala Desa Jetak, Kermat, selain hasil bumi, ongkir itu harus dipenuhi dengan bunga kumitir, bunga tanalayu, bunga waluh, kentang 10 biji, kubis 2 bungkul dan kacang-kacangan. Kemusian daun pakis, daun beringin, daun telotok, daun tebu 2 pucuk, jantung pisang 2 biji, buah pare 2 biji hingga buah pisang sebanyan 2 sisir.
“Setiap ritual upacara Kasada, warga mempersembahkan sesaji baik orang per orang atau sesaji oleh pihak desa. Untuk persembahan perorangan biasanya berupa kemenyan, kembang rampai, dan hasil bumi. Sedangkan sesaji desa, khusus di buat oleh wong sepuh dan disebut dengan ongkek,” terang Kermat.
Pemberangkatan ongkek sesaji biasanya berbondong-bondong dilakukan pada pukul 22.00-01.00 WIB dini hari. Dengan diringi rapalan-rapalan mantra oleh sejumlah dukun di sekitar kawah Bromo.
“Masing-masing desa di kawasan Tengger diwajibkan membawa dua ongkek, yang nantinya akan dipersembahkan ke kawah Gunung Bromo. Garam dan air laut merupakan dua hal yang dilarang dalam pembuatan ongkek,” kata pemilik agrowisata stroberi ini.
Upacara Kasada diselenggarakan setiap tanggal 14 atau bulan purnama mangsa Ashada (Kasada). Berdasarkan pada mantera yang dirapalkan, upacara Kasada merupakan sebuah ritual peringatan akan perjuangan nenek-moyang masyarakat Tengger, yang telah membangun dan melindungi hidup mereka selama ini. (fng/saw)
Simak Videonya disini.