Probolinggo (wartabromo.com) – Jelang lebaran, gas elpiji 3 kg terjadi di wilayah Kabupaten Probolinggo, langka. Dampaknya, harga gas bersubsidi tersebut tembus Rp 25 ribu per tabung.
Kelangkaan ini sudah mulai dirasakan oleh warga sekitar 5 hari lalu. Seperti di wilayah Kecamatan Besuk dan Kecamatan Kraksaan. Saat itu, warga kesulitan untuk mendapatkan elpiji bersubsidi 3 kg, di beberapa toko kelontong yang menjualnya. Meski sukar didapat, saat itu harga jualnya masih diangka Rp 17 ribu hingga Rp 18 ribu.
Namun sejak dua hari terakhir, kelangkaan itu semakin menjadi-jadi. Tak hanya sulit, harga jualnya juga melambung tinggi. Harga jual elpiji melon ini sudah mencapai Rp 25 ribu di tingkat pengecer. “Ya ambil saja ketimbang gak dapat, karena kemarin juga sudah ndak bisa beli karena elpijinya habis,” tutur Aminah, salah satu warga Besuk.
Warga mengaku heran dengan langkanya elpiji bersubsidi tersebut. Apalagi hal itu terjadi menjelang lebaran, masa kebutuhan elpiji meningkat. Sebab diakhir Ramadhan, biasanya banyak warga membuat kue-kue untuk jamuan pada hari raya maupun untuk kenduri atau selamatan.
“Nggak taulah kenapa sekarang langka di toko-toko. Padahal elpiji itu dibutuhkan untuk masak dan membuat kue-kue. Karena banyak warga yang sudah tidak menggunakan kompor minyak tanah atau tungku dengan bahan bakar kayu,” kata Halimah, warga Kelurahan Patokan, Kecamatan Kraksaan.
Sementara itu, Mulyadi, salah satu pemilik toko kelontong menuturkan, dirinya tidak tahu kenapa elpiji bersubsidi tersebut langka. Ia mengaku pasokan dari agen yang biasa mengirim elpiji ke tokonya berkurang. Jika pada hari-hari biasa, setiap dua hari ia dikirimi 100 tabung elpiji.
“Namun, saat ini saya dikirimi tak sampai separuhnya dari biasanya. Kata yang ngantar sudah dari atas ada pembatasan kiriman. Selain itu harganya juga naik tinggi tak seperti sebelumnya, bukan kami yang menaikkan. Meski naik ya tetap kami ambil, kasian warga yang mau masak,” kata ayah dua anak ini. (cho/saw)