Probolinggo (wartabromo.com) – ALH, terduga teroris, diketahui merupakan karyawan pabrik lem PT Indopherin Jaya di jalan Brantas, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo. Pihak perusahaan pun menyerahkan kasus itu sepenuh ke pihak kepolisian.
General Affair Manager PT Indopherin Jaya, Yuliadi, mengakui bahwa ALH (37), merupakan karyawan di pabriknya. Pihak perusahaan sendiri, menurut Yuliadi tidak kaget dengan penangkapan ALH pada Senin malam (21/5/2018). Sebab, pasca kejadian bom Surabaya, ia sudah mendapat kabar jika ALH tengah diincar oleh Densus.
“Sebelum penangkapan, tepatnya setelah bom di Surabaya, itu sudah ada informasi mengenai dia. Manajemen juga sudah diberi tahu. Jadi, saya pribadi dan perusahan tidak kaget saat dia ditangkap,” terang Yuliadi, Rabu (23/5/2018).
Karena kasus yang dialami oleh ALH merupakan kasus pribadi, maka perusahaan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian. Perusahaan tidak akan melakukan pendampingan pada pria yang bekerja sebagai operator produksi itu.
“Dugaan dia ikut dalam jaringan terorisme kan masalah pribadi dia terkait keyakinannya. Jadi, perusahaan tidak ikut campur dalam hal itu. Sehingga, kami mewakili perusahaan menyerahkan kasus yang menimpa dia ke pihak yang berwajib,” ujarnya.
Selama bekerja di perusahaan yang terletak di Jl. Brantas KM.1, Kelurahan Pilang, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo itu, ALH dikenal sebagai karyawan rajin. Tidak terlihat jika ayah dua anak Itu, ikut kegiatan yang menjurus pada tindak terorisme atau radikalisasi.
“Dia seperti kebanyakan karyawan lain lah. Setiap harinya ya masuk seperti biasa, tidak ada yang aneh-aneh,” terangnya.
Penangkapan ALH dilakukan Densus 88/AT dilakukan sekitar pukul 20.00. Saat itu, ALH waktunya pulang karena ganti shift. Setelah setelah melewati pos sekuriti, ALH langsung diamankan. Bukan ditangkap di dalam perusahaan.
ALH yang sehari-hari tinggal di Desa Kedungdalem, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, merupakan orang kelima yang diamankan Densus 88/AT di Probolinggo. Sebelumnya empat lainnya diamankan di Kelurahan Sumber Taman, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo. Mereka diduga terlibat dalam kasus terorisme di Surabaya dan Sidoarjo. (fng/saw)