Probolinggo (wartabromo.com) – Istri dari terduga teroris di Kelurahan Sumber Taman, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo, berharap kartu ATM keluarga bisa digunakan. Sementara itu MUI Kota Probolinggo berharap mereka berbaur dengan warga dan tidak memisahkan dari lingkungan sekitar.
Ketua MUI Kota Probolinggo KH. Nizar Isryad, mengungkapkan permintaan agar ATM keluarga terduga teroris bisa digunakan disampaikan oleh HN, istri dari HA. Dijelaskan, ATM mereka saat ini telah dibekukan, sebagaiamana prosedur kepolisian, menyusul ditangkapnya tiga terduga teroris, yang disebut-sebut terlibat dalam Jaringan Jamaah Ansharud Daulah (JAD).
“Ya, keluarga itu menyampaikan kepada kami dan kapolres agar ATM yang dimiliki bisa digunakan. Sebab, mereka menyimpan uang di bank dan untuk kebutuhan hidup sehari-hari,” tuturnya, Jumat (18/5/2018).
Kyai Nizar menuturkan, kunjungannya ke tempat itu dilakukan pada Kamis (17/5/2018) sore. MUI bersama Kapolres Probolinggo Kota AKBP Alfian Nurrizal dan jajarannya bertemu keluarga seperti istri, mertua, dan anak-anak terduga teroris. “HN mengaku shock dengan adanya penangkapan tersebut. Saya cuma menyampaikan itu adalah prosedur dari kepolisian,” kata Kyai Nizar.
Kepada istri terduga teroris itu, Nizar juga menyampaikan, untuk tidak membangun citra eksklusif, dengan memisahkan diri dari masyarakat, karena harus membaur dengan warga sekitarnya. “Karena Islam mengajarkan untuk berbaur dengan warga di sekitar,” ungkapnya.
Dalam kasus di Sumbertaman Itu, MUI tidak mengetahui secara pasti komunitas yang diduga berafiliasi dengan JAD ini. Sebab komunitas keagamaan yang diikuti tiga terduga teroris yang diciduk Densus 88 adalah komunitas yang tertutup.
“Sampai saat ini kami tidak mengetahui secara pasti pengurus kelompok keagamaan di Sumbertaman itu. Seperti ketua dan pengurusnya. Disinyalir memang berafiliasi dengan JAD. Komunitas di Sumbertaman ini tidak pernah hadir saat kami undang,” tandas Kyai Nizar. (fng/saw).