Surakarta (wartabromo.com) – Sebuah video remaja yang diminta membuka barang bawaannya, viral di dunia maya, Rabu (15/5/2018). Ini lantaran pemuda tersebut membuang isi barang bawaannya, yang dicurigai oleh polisi.
Dalam video berdurasi 51 detik itu, remaja berkopyah hitam itu menenteng ransel dan kardus besar. Menurut informasi yang didapat wartabromo.com, pemuda itu ternyata seorang santri yang baru pulang dari pondok. Saat itu, ia berjalan mendekat ke pos polisi di Terminal Tirtonadi, Surakarta.
Waspada setelah kasus pengeboman di Surabaya, akhirnya polisi tersebut meminta santri untuk membuka barang bawaannya. Santri tersebut langsung merusak kardus dan melempar barang bawaannya yang berisi baju ke jalan.
“tasnya, tasnya,” kata polisi kepada pemuda tersebut.
Bukan hanya itu, ia juga membuka tas dan melakukan hal yang sama kepada isi dari bawaannya itu, sampai tercecer ke jalan, dan terlihat marah.
Video itu langsung mendapatkan ratusan respon dari netizen. Irfan Nurudin, pengunggah video mengatakan dalam postingannya, saat itu memang penjagaan diperketat di Terminal Tirtonadi, Surakarta. Santri tersebut diduga belum mengetahui adanya penjagaan ketat pasca peristiwa terorisme, sehingga marah saat harus diperiksa oleh polisi.
Sementara itu, dilansir dari detik.com Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto dalam keterangannya mengatakan, polisi di video tersebut sudah menjalankan dengan benar, karena sesuai prosedur antisipasi teror.
“Ya, kita tidak boleh underestimate juga. Karena faktanya di Mako Brimob itu dia dicek di badan, di tas nggak ada senjatanya. Ternyata senjatanya ditaruh di bawah kemaluan. Nah, mohon maaf kalau kepada masyarakat yang kemudian disetop, dimintai keterangan atau ditanya, seharusnya harus kooperatif kalau dia tidak mempunyai masalah,” ujar Setyo.
Dilanjutkan, Setyo juga menyayangkan sikap pemuda itu yang seharusnya tidak perlu sampai membuang baju.
“Karena yang viral kan ada yang sampai buang-buang bajunya. Sebenarnya tidak perlu begitu kalau memang dia tidak ada masalah, buka saja, ‘Pak, ini Pak, saya bawanya, silakan.’ Anggota juga tidak berani mendekat karena kalau mendekat tiba-tiba itu isi bahan peledak atau bom, ya aparat juga harus jaga keselamatannya juga. Contoh di gereja Surabaya, dia tidak kelihatan bawa apa-apa, ternyata meledak juga. Masyarakat harus maklum kalau sampai dia dicurigai, ya buka saja, lihatkan dia bawanya apa saja. Kadang-kadang intuisi seorang petugas yang sedang bertugas, ini orang mencurigakan atau tidak,” kata Setyo. (may/ono)