“Pokok masih hidup, ya akan terus berinovasi,” tegasnya.
Lelaki yang pernah menyabet penghargaan dari Kementerian Perikanan dan Kelautan ini pun tak hanya bicara. Sebagai wujud komitmennya untuk mengurangi penggunaan energi fosil, di rumahnya, pihaknya juga memasang instalasi listrik bertenaga surya.
Kendati penampakannya cukup sederhana, jangan ditanya berapa watt yang mampu dihasilkan dari hasil rekayasanya itu. “Itu kapasitasnya 10 ribu watt,” terang Suji menyebut hasil listrik yang dihasilkan dari solar cell tersebut.
Sangat besar. Hingga cukup untuk mencukupi kebutuhan listrik di bangunan berukuran setengah hektare itu. Bagi Suji, listrik bertenaga surya dinilainya menjadi solusi alternatif mengatasi ancaman krisis energi belakangan ini. Apalagi, Indonesia memiliki iklim yang cukup panas. Dengan begitu, sinar matahari yang ditangkap, bisa disimpan.
Kendati begitu, ia mengakui bila biaya instalasi solar cell lebih besar ketimbang instalasi listrik pada umumnya. Sebagai gambaran, untuk listrik dengan kapasitas 900 watt misalnya. Maksimal biaya yang dikeluarkan mencapai Rp 1,5 juta. Sedangkan solar cell, bisa sampai Rp 7-9 juta.
“Tapi, jangan dilihat nilai awalnya. Itu kan bisa dihitung investasi karena pengguna tidak perlu lagi mengeluarkan biaya bulanan,” jelas Suji. Saat ini, pihaknya masih berusaha menyelesaikan pembuatan dua prototipe. Yakni, motor roda tiga bertenaga listrik dan juga pembangkit listrik tengan angin. (*)