Probolinggo (wartabromo.com) – Jazz Gunung Bromo (JGB) sudah satu dekade. Kali ini, komposisi musik di alam pegunungan kembali tersaji, sekaligus sebagai tribute untuk Bubi Chen, sang maestro jazz Indonesia.
Asa penggemar musik jazz, menikmati komposisi musik di alam pegunungan dalam waktu tak berapa lama, bakal terwujud. Manajer Jazz Gunung Bromo, Bagas Indyatmono menuturkan, pagelaran musik pada edisi satu Dekade ini, berbeda dengan pagelaran sebelumnya. Pesta musik jazz di alam, terbesar di Nusantara ini, akan dipentaskan di Amphitheater Jiwa Jawa Resort Desa Wonotoro, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Waktunya selama 3 hari, terbilang cukup memberikan kepuasan kepada pecinta jazz, yakni 27-29 Agustus 2018 mendatang.
“Tahun ini sekaligus sebagai langkah menperingati atas 10 tahun atau 1 dasawarsa sejak tahun 2008. Nantinya akan ada Jazz Gunung Bromo Award yang didedikasikan untuk Bubi Chen, sebagai legendaris Jazz kawakan,” kata Bagas kepada sejumlah wartawan saat konferensi pers di Rehat Bromo, Rabu (9/5/2018).
Dalam pesta musik itu, tak hanya genre musik jazz yang ditampilkan, lantaran juga diperkaya dengan sentuhan rock jazz. Konsep ini menurutnya untuk menambah kekayaan dari musik jazz. “Jazz itu kan dinamis, dengan musik mana saja nyambung, termasuk genre rock,” ujarnya.
Howie Chen, putra Bubi Chen yang hadir dalam konferensi pers itu, mengaku tak sabar dapat segera mengisi ajang JGB. Rencananya ia akan tampil bersama All Star Orchestra Surabaya, berkolaborasi dengan sejumlah penyanyi rock.
“Terima kasih untuk dedikasinya kepada ayah saya. Untuk pagelaran nanti, kami akan berkolaborasi, dengan membawakan sejumlah karya dari Deep Purple,” tutur Howie.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan (Disporaparbud) Kabupaten Probolinggo, M. Sidik Widjanarko mengatakan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah pelaku UKM, untuk mengenalkan kearifan lokal. “Meski event ini internasional, kami akan mempersiapkan budaya Bromo diantaranya pakaian adat, cinderamata khas Bromo, termasuk bunga edelwais. Harapnya jazz bromo juga meningkatkan geliat ekonomi warga sekitar,” kata Sidik.
Perlu diketahui, harga tiket normal bervariasi. Untuk kelas Festival seharga Rp 425 ribu, kelas VIP A seharga Rp 600 ribu, kelas VIP B Rp 700 ribu, dan kelas VVIP seharga Rp 1,05 juta. Bagi penikmat jazz, panitia berharap memesan tiket, jauh-jauh hari sebelumnya. Pasalnya target panitia dengan 3 ribu penonton, biasanya habis sebelum hari pelaksanaan. (saw/saw)