Rejoso (wartabromo.com) – Sebuah petirtaan (sendang) atau kolam pemandian kuno ditemukan di Dusun Sendang, Desa Manikrejo, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan. Peninggalan sejarah ini berada di tengah persawahan, tak jauh dari pemukiman warga.
Tak dijelaskan secara pasti kapan diketahuinya sendang, hingga penelusuran dilakukan. Pemkab Pasuruan melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) pun mencoba memastikan tempat tersebut sebagai situs bersejarah asli Kabupaten Pasuruan.
Agung Mariyono, Kepala Disparbud Kabupaten Pasuruan mengatakan, upaya penelusuran sejatinya sudah dilakukan sejak dua bulan lalu. Hanya saja, pihaknya masih harus mengumpulkan berbagai bukti. Pengumpulan data dan informasi itu mulai dari kepala desa dan perangkat hingga warga yang mengetahui tempat tersebut.
“Kita kumpulkan bukti dulu. Barulah setelah kita rasa cukup bukti, kita langsung bentuk tim cagar budaya dan turun lapangan,” kata Agung pada satu kesempatan, kemarin.
Dijelaskan, terakhir pada Minggu lalu Disparbud ke lokasi, mengecek kebenaran tersebut. Bersama dengan sejumlah warga setempat, sendang tersebut dibersihkan dari luberan lumpur yang membuat sekeliling kolam kotor dan keruh.
Pembersihan sendang Manikrejo dilakukan dengan menggunakan mesin pompa air. Setelah kedalaman kurang lebih 2 meter, terlihat tumpukan batu-bata merah tersusun rapi membentuk sebuah kolam persegi berukuran kira-kira 3×4 meter.
“Konon sendang ini menjadi tempat pemandian seorang putri ratu cantik. Sangat menarik ceritanya. Kami akan berupaya keras untuk bisa memperbaiki sendang ini agar menjadi asset wisata baru di Kabupaten Pasuruan,” imbuhnya.
Senada dengan Agung, Kepala Desa Manikrejo, M.Nur Kholis mengungkapkan, sebelum dilakukan penelusuran, pihaknya mengirimkan sample batu bata kuno berukuran besar plus sejumlah temuan koin kuno hingga pecahan keramik, yang ditemukan di sekitar Sendang.
“Awalnya kami tidak mengetahui kalau sendang ini merupakan warisan sejarah karena sudah ada sejak dulu. Barulah, setelah kami temukan sejumlah batu bata berukuran besar di dasar Sendang dan koin-koin kuno, kami langsung laporkan ke Dirparbud,” kata Kholis.
Di sisi lain, Nurul Hudayati, Kabid Seni dan Budaya pada Disparbud Kabupaten Pasuruan menambahkan, sendang manikrejo berukuran 8×12 meter dan 10×20 meter. Manariknya sendang tersebut, membentuk mirip angka 10. Sendang dikelilingi sekitar 23 pohon gayam berdiameter rata-rata 1 meteran. Konon, keberadaan sendang ini dijadikan tempat peristirahatan sekaligus tempat mandinya para keluarga Kerajaan Sirsorangan.
“Konon sendang Manikrejo jadi pemandian Ratu Sirsorangan yang terbentuk dari cerita sang ratu yang terpaksa harus menikah dengan salah satu raja yang suka padanya. Karena kalah dalam perang, Ratu Sirsorangan harus menikah, tapi sang ratu akhirnya meminta raja tersebut untuk membuatkannya sendang,” beber Nurul. (mil/ono)