Probolinggo (wartabromo.com) – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Probolinggo menyayangkan rencana pembangunan sesi IV jalan tol Paspro. Pasalnya, proyek strategis nasional (PSN) itu, menggerus lahan pertanian produktif padi.
Letak seksi IV tol Paspro yang cenderung berada di sisi utara wilayah Kabupaten Probolinggo ternyata menjadi sorotan kepala DKPP Kabupaten Probolinggo, Ahmad Hasyim Asyari. Dari peta lokasi yang ia dapatkan, pembangunan sesi IV akan memakan lebih banyak lahan pertanian produktif. Berbeda dengan pembangunan sesi I, II, dan III, yang hanya mencaplok lahan pertanian produktif sekitar 50-60 persen saja.
Menurut Hasyim, seharusnya pembangunan tol lebih baik ke arah selatan. Sebab, di daerah selatan banyak lahan kosong yang tidak terpakai. Sehingga, tidak berdampak sektor pertanian di Kabupaten Probolinggo. Berbeda dengan sisi selatan, sisi utara Probolinggo, yakni dari Leces sampai Paiton adalah sentra tanaman padi.
“Untuk sesi empat ini akan lebih banyak pertanian yang tergilas oleh pembangunan tol. Tetapi mau bagaimana lagi. Ini sudah keputusan pusat. Jadi kami harus mematuhi dan mencari cara lain untuk memaksimalkan produksi pertanian di Probolinggo,” ujar Hasyim, Senin (15/4/2018).
Hasyim menambahkan, lahan pertanian yang paling terdampak yaitu lahan pertanian padi. Sebab, sisi utara Probolinggo adalah sentra tanaman Padi.
“Kami harus menemukan solusi terkait pengikisan lahan ini. Sehingga, meskipun lahan berkurang, kami masih bisa memproduksi seperti lahan sebelum terkikis,” katanya.
Agar produksi padi yang sama dengan sebelum terdampak tol, DKPP akan memaksimalkan lahan tegalan. Caranya, membuat sumur bor, sehingga bisa ditanami padi. Selain itu, pihaknya juga akan memaksimalkan indeks produksi padi dan menyamakan dengan sebelumnya.
“Untuk tahun ini agar tetap sama dengan sebelum terdampak, bagaimana caranya bisa menghasilkan tiga kali atau lebih produksi padi dalam setahun,” tandas pria asal Kecamatan Kraksaan ini.
Pihak Pelaksana Pengambil Keputusan (PPK) Tol Paspro dari Kementerian PUPR, Agus Minarno membenarkan, jika 90 persen lebih pembangunan sesi IV akan memakan lahan pertanian. Upaya itu, dilakukan untuk menghindari konflik dengan warga. Sehingga, pembangunan tol jauh lebih cepat selesai.
“Pembangunannya banyak yang melalui lahan kosong. Itu juga agar cepat selesai nantinya,” ungkap Agus. (fng/saw)