Probolinggo (wartabromo.com) – Mempunyai fisik tidak sempurna, bukan halangan bagi Mahur (48), warga Desa Asembagus, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, untuk berkarya dan beraktifitas. Ia getol memperjuangkan hak-hak kaum difabel melalui hobi mengayuh sepeda ontel kuno.
Seperti dilakoni sekarang, Jumat (6/4/2018). Mahur berangkat dari Pesantren Zainul Hasan (PZH) Genggong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, akan menempuh jarak ratusan kilometer selama beberapa hari, hingga sampai di Denpasar, Bali. Berbekal semangat, Mahur berangkat mengendarai sepeda tua menuju gelaran kongres International Veteran Cycle Association (IVCA) di Pulau Dewata.
Pria yang hanya memiliki satu kaki itu, mampu bersepeda sejauh ratusan kilometer, tanpa bantuan alat maupun orang lain. “Saya tidak pernah merasa kesulitan saat mengontel dengan satu kaki. Prinsip saya adalah bahwa tidak ada kesulitan kalau ada kemauan. Kalau untuk biaya bukan masalah, karena solidaritas dari sesama pecinta sepeda kuno sangat tinggi,” ujar pria yang dijuluki Si Pitung, oleh rekan-rekan sesama pecinta sepeda kuno, karena kegigihannya itu.
Menempuh jarak ratusan kilometer bukanlah hal yang baru dilakukan, oleh pria yang berprofesi sebagai Pengisi Korek Api itu. Ia telah berulangkali mengayuh sepeda ontel kuno kesayangannya. Even terjauh yang pernah diikuti Mahur yaitu di Cirebon-Jawa Barat, yang memerlukan waktu tempuh sekitar sepuluh hari.
Bukan hadiah yang diburu, melainkan kesenangan bisa bersilaturahmi dengan rekan-rekan pecinta sepeda kuno dari seluruh penjuru Nusantara.
“Selain menyalurkan hobi, saya juga ingin menyuarakan hak-hak kaum difabel. Diakui dan berkarya seperti orang-orang normal. Sebab, cacat fisik bukan sebuah alasan untuk didiskriminasi atau mendapat belas kasihan,” kata pria yang kehilangan kaki kanannya dalam kecelakaan pada 1993 silam itu.
Menurut Penasehat Komunitas Sepeda Tua Indonesia (KOSTI) Jawa Timur, Mohamad Haris Damanhuri, kirab estafet IVCA dimulai dari Pantai Anyer (Banten) pada pada 24 Maret 2018. Sekitar 300 ontelis asing, didukung oleh anggota KOSTI sebanyak 5.000 orang, menuju Pantai Sanur (Bali) sejauh 1.200 kilometer. Diperkirakan rombongan tiba di Pantai Sanur pada 14 April 2018.
Rombongan kirab itu, berada di Probolinggo pada 4 April 2018 sore. Mereka bermalam di Pesantren Genggong sebelum dilepas menuju Bali pada keesokan harinya. Di setiap daerah yang dilintasi, minimal ada dua ontelis yang akan bergabung menuju Bali. “Disini kami melakukan doa bersama agar seluruh rangkaian kegiatan yang berlangsung sukses. Selain doa bersama, kami juga mengenalkan kultur dan budaya Probolinggo,” ungkap pria yang akrab dipanggil Gus Haris ini.
Sementara itu, Pj. Bupati Probolinggo, R. Tjahjo Widodo, yang melepas kirab itu, berharap tidak ada hambatan selama perjalanan rombongan tersebut. “Khusus yang dari Probolinggo, diharapkan selalu bersemangat mengenalkan budaya dan potensi daerahnya. Even internasional itu, bisa menjadi ajang promosi wisata alam dan budaya kepada orang luar,” harap Tjahjo.
Event IVCA yang akan menginjak 37 tahun ini dipusatkan di Denpasar dan Ubud, Gianyar dengan berbagai event. Seperti, Kirab estafet IVCA dati Pantai Anyer (Banten) menuju Pantai Sanur (Bali) sejauh 1.200 KM pada 29 Maret – 14 April 2018.
Kemudian ada Pameran Sepedanesia di Hotel Inna Grand Bali Beach pada 12-16 April 2018, Anniversary 10 Tahun KOSTI di Matahari Terbit, Sanur pada 14 April 2018. Selain itu ada Festival Kampung Jadul di Pantai Matahari Terbit pada 14-15 April 2018 dan pemecahan Rekor Guinnes Book of Record di Lapangan Renon pada 15 April 2018. (saw/saw)