Probolinggo (wartabromo.com) – Pos tiket Gunung Bromo milik Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) diminta digeser lebih ke dalam. Pasalnya, loket tersebut kerap jadi masalah turis, yang akan menginap di hotel.
Ketua PHRI Kabupaten Probolinggo, Digdoyo Djamaludin mengatakan, usulan itu berdasarkan beberapa pengalaman pahit yang menimpa wisatawan yang akan berkunjung. Diceritakan beberapa hari lalu, ada tiga wisatawan asing ingin menanyakan harga hotel di Bromo Permai dan Lava View Lodge yang posisinya di dalam kawasan tersebut. Meski hanya menanyakan harga, namun salah satu petugas tak resmi meminta untuk membayar tiket masuk.
“Maaf saya sedikit komplain di tiket masuk TNBTS Cemorolawang. Mereka hanya mau cek harga kamar, namun mereka diharuskan bayar tiket masuk dulu. Mohon pengertiannya yang di pos tiket masuk,” kata Digdoyo, abu (4/4/2018).
Pria akrab dipanggil Yoyok itu menegaskan, kejadian semacam itu sebenarnya tak perlu terjadi, jika keberadaan pos tiket Cemorolawang lebih masuk ke dalam. Artinya, pos yang sekarang posisinya seharusnya berada setelah jalan yang mengarah ke dua hotel tersebut.
Sebab, kejadian itu tidak hanya terjadi sekali. Seringkali saat pengunjung Gunung Bromo ramai, baik wisatawan asing atau lokal wisatawan acap kali berdebat seperti ini, meski hanya cek harga hotel. Sebab, dua hotel di kawasan Gunung Bromo, yakni Bromo Permai dan Lava View Lodge, memang masuk di kawasan TNBTS.
“Makanya kami mengusulkan adanya pemindahan pos tiket milik TNBTS. Semoga pos tiket masuk cepat dipindah agar opini selalu positif dan tidak menimbulkan pro dan kontra seperti saat ini. Apalagi saat ini mulai ada penerapan tiket online yang berpotensi menimbulkan kemacetan,” ujarnya.
Sementara itu, Kasi 1 Pengelolaan Wisata Wilayah 1 TNBTS, Sarmin mengungkapkan usulan itu memang bagus, hanya saja pihaknya tidak bisa memutuskan dalam waktu dekat. Sebab, merubah pos tikek juga perlu ada kajian.
“Selain itu, jika itu dipindah, tempatnya juga sulit dengan posisi seperti pos tiket saat ini. Butuh kajian segala aspek, karena mencari tempat baru juga sulit,” jelasnya. (cho/saw)