Probolinggo (wartabromo.com) – Sejak dibangun pada 2013 lalu, hingga kini lantai 2 Pasar Semampir Kecamatan mangkrak. Pasalnya, para pedagang sayur mayur enggan menempati los, khusus disediakan bagi mereka.
Diketahui Pasar Semampir pada 2013 lalu dibangun ulang oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo. Bangunan 2 lantai berada di bagian depan pasar itu, menghabiskan dana sekitar Rp. 5 miliar dari dana Bantuan Provinsi Jawa Timur. Sesuai rencana, lantai bawah dibangun kios untuk pedagang yang berjual aneka kebutuhan. Sementara lantai 2 diperuntukkan bagi pedagang sayur mayur yang sebelumnya berada di dalam pasar.
Penataan itu diharapkan untuk mengelompokkan pedagang dalam satu los khusus. Namun, pada perkembangannya mayoritas pedagang sayur mayur menolak, karena takut jualannya tak laku. Akibat penolakan itu, hingga triwulan 2018 ini, tidak ditempati dan mangkrak. Agar pedagang mau berjualan, Pemkab kemudian membangun tangga berukuran sekitar 4 meter untuk akses pedagang dan pembeli yang akan ke lantai 2.
Disperindag pun pusing mencari solusi agar pembangunan pasar tradisional itu tidak muspro.
“Untuk peruntukannya masih bagi pedagang sayur mayur. Kami akan kembali duduk bareng dengan pedagang agar mau berjualan disana. Apalagi sudah ada tangga besar di depan sebagai akses jalan,” kata Kepala Disperindag Tanto Walono, Rabu (28/3/2018).
Mantan Kepala Keuangan Pemkab Probolinggo itu, menuturkan pihaknya hingga kini masih mencari solusi. Salah satunya adalah dengan merubah peruntukan lantai 2 itu. Misalnya menjadi pusat penjualan telepon seluler (ponsel) atau juga difungsikan sebagai cafe. Serta hiburan atau tempat bermain bagi warga.
“Beberapa waktu lalu ada pengusaha ponsel yang datang ke kami menanyakan lokasi itu. Namun, kami masih melakukan seleksi dan kajian. Karena memang kami tetap mengutamakan pedagang sayur mayur,” kata pria yang akan pensiun pada Juni nanti itu. (cho/saw)