Probolinggo (wartabromo.com) – Busar (42), warga Desa Gunung Tugel, Kecamatan Bantaran, mengaku tidak menyesal telah membunuh temannya, Tayib (52). Ia tak terima kehormatan rumah tangganya diinjak-injak oleh korban.
Kepada wartabromo.com, Busar mengaku heran dengan kelakuan Tayib, pasalnya mereka sudah berteman sejak lama. Mereka sama-sama bekerja sebagai petani. Namun Busar, selain petani, ia tukang tebang bambu. “Tak kasta nguleh, jek pon kehormatan nguleh e dek-teddek bik Tayib (tidak nyesal saya, karena kehormatan saya diinjak-indak sama Tayib, red),” tuturnya dengan bahasa Madura.
Pria yang tidak bisa berbahasa Indonesia ini mengaku, aksinya membacok temannya adalah tindakan spontan. Dia mengaku sama sekali tidak mengincar Tayib. Sebab ia tidak tahu apakah Tayib punya hubungan terlarang dengan istrinya atau tidak.
“Saya gelap mata dan marah melihat adegan itu. Tanpa berpikir panjang, saya mengambil celurit dan membacoknya. Saya tidak punya firasat, curiga, dan mendapatkan informasi soal adakah hubungan antara keduanya. Saya dan Tayib tidak ada urusan utang piutang. Yang jelas saya gelap mata dan langsung marah,” ungkap ayah dari dua anak ini.
Busar juga membantah dirinya berniat melarikan diri seusai menghabisi Tayib. Menurutnya, dia sengaja datang ke rumah kepala dusun untuk menyerahkan diri ke polisi. Busar juga terlihat santai dan tenang, ketika ditanya ancaman hukuman penjara atas perbuatannya, Busar . “Enggak apa-apa sudah. Itu risiko saya. Saya jalani,” tukas Busar dengan sikap sopan dan tenang.
Diberitakan sebelumnya, gara-gara mencium istri temannya, Tayiib (52) harus kehilangan nyawa. Warga Desa Gunungtugel, Kecamatan Bantaran, Kabupaten Probolinggo tersebut dibacok hingga tewas oleh Busar (42). (fng/saw)