Pasuruan (wartabromo.com) – Pria dalam insiden yang dialami Pengasuh pondok pesantren (PP) Al-Hidayah Sukorejo, Kabupaten Pasuruan, KH Mujtaba Abdusshomad (Gus Taba), dikabarkan masih di RS Bhayangkara Polda Jawa Timur. Meski menunggu rekam medis dari psikiater, polisi memastikan pria berinisial SL itu, alami gangguan kejiwaan.
Hal itu dibuktikan dengan lembaran keterangan medis, yang menjelaskan SL dirawat di RSJ Lawang sejak November 2016 dan keluar pada Januari 2018. Ditegaskan, Februari 2018 ini, SL seharusnya kembali ke RSJ untuk menjalani perawatan.
“Yang bersangkutan adalah orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), yang mengganggu Pengasuh Ponpes Al-Hidayah, Sukorejo,” ujar Kapolres Pasuruan, AKBP Raydian Kokrosono, beberapa waktu lalu.
Dikabarkan, sebelumnya SL telah dipindahkan ke RS Bhayangkara Polda Jawa Timur untuk dilakukan pemeriksaan kejiwaannya oleh psikiater. Upaya dilakukan untuk membuktikan, bila SL termasuk ODGJ dan peristiwa yang dialami Gus Taba saat itu bersifat mengganggu, bukan penyerangan. SL diperiksa dan bersama-sama orang dengan dugaan hampir sama, yang alami gangguan kejiwaan.
Dari catatan polisi, kejadian ini bermula ketika Gus Taba beristirahat di ruang tamu kediamannya,.dengan sengaja membuka pintu depan, agar udara segar masuk ke rumah. Tak berselang lama, SL maasuk ke dalan ruangan, tempat Gus Taba beristirahat.
Samar-samar ia melihat SL. Karena ragu, Gus Taba sempat mengira SL ini orang yang minta sedekah. Nah, tiba – tiba SL maju dari tempatnya berdiri, lali menarik kaki sang kiai sampai terjatuh.
Kontan saja Gus Taba berteriak minta tolong, sedangkan SL lari seperti ketakutan. Beberapa orang langsung mendatangi Gus Taba. Sebagian orang mengejar S itu , dan ditangkap.
Polisi tetap memastikan Pasuruan dalam kondisi aman. Insiden yang dialami Gus Taba ini bukan penyerangan, karena hanya gangguan dari orang gila.
Sementara itu, Gus Taba mengaku tidak marah dengan SL dan menyerahkan peristiwa yang dialami ini ke pihak kepolisian. “Kalau terbawa kasus belakangan ini, kasihan yang rugi ya kiai. Jangan sampai ya. Biarkan ini saya yang mengalami. Ini juga bukan penyerangan oleh orang yang berpura – pura gila, tapi memang orang gila,” tandasnya. (man/ono)