Probolinggo (wartabromo.com) – Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Yaqut Cholil Qoumas, telah menegaskan bahwa organisasi yang dipimpinnya tidak boleh berpolitik praktis. Namun, di Kabupaten Probolinggo, puluhan anggota GP Ansor malah mengiringi pasangan calon (Paslon) petahana.
Puluhan anggota Banser dan GP Ansor dari Pengurus Cabang Kabupaten Probolinggo dan Kota Kraksaan, tampak mengiringi Paslon Bupati dan Wakil Bupati Probolinggo, P. Tantriana Sari dan HA. Timbul Prihanjoko. Mereka mengiringi Paslon petahana itu, saat pelaksanaan Rapat Pleno Terrbuka dengan agenda penetapan nomor urut Paslon yang dilaksanakan oleh KPU Kabupaten Probolinggo di Gedung Islamic Centre (GIC) Kraksaan, Selasa (13/2/2018).
Tak hanya sekedar mengiringi, anggota yang berbaju kebesaran organisasi otonom Nadhlarul Ulama (NU), juga meneriakkan dukungan pada Paslon itu. Yel-yel itu diteriakkan saat mengawal Paslon HATI sejak dari jalan hingg dalam GIC.
Tentu apa yang dilakukan oleh anggota ini, sangat bertentangan dengan statemen Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas. Dimana Gus Yaqut menegaskan secara organisasi tidak boleh menarik diri ke panggung politik praktis dalam perhelatan Pilkada Serentak 2018.
Terkait hal itu, Ketua PC Ansor Kabupaten Probolinggo, Muchlis mengatakan, keterlibatan sahabat Ansor dan Banser saat ini dan mungkin selanjutnya, itu ada sejarahnya, bukan serta merta mendukung. Ia mengatakan pada bulan Juni 2017, PCNU Kabupaten Probolinggo mengadakan rapat Pleno yang dihadiri Syuriah, MWC dan ranting.
Hasilnya adalah meminta pada Incumbent Bupati Probolinggo P. Tantriana Sari, untuk melanjutkan kepemimpinannya di Kabupaten Probolinggo.
Dalam pleno itu juga, Banser dan Ansor selaku garda terdepan NU, diminta untuk mengawal kebijakan NU.
“Ini bukan mengawal ibu Tantri, tetapi mengawal hasil rapat pleno PCNU. Dimana yang diamanatkan, kebetulan adalah ibu Tantri. Seandainya Ketua Ansor Kabupaten Probolinggo sebagai Calon Bupati, maka mereka akan mengawal saya hari ini. Itu Pleno yang pertama,” terang Muchlis, saat dikonfirmasi melalui selulernya.
Setelah pleno pertama, beberapa hari kemudian di bulan yang sama, pengurus PCNU juga kembali melakukan pleno. Dalam pleno diselenggarakan di Pendopo Kabupaten Probolinggo, yang diikuti PCNU Kabupaten Probolinggo dan Kota Kraksaan, kembali meminta pada Tantri dan Timbul, untuk melanjutkan kepemimpinannya. Sebab duer ini, dinilai mampu memberikan kemanfaatannya untuk warga nahdliyin.
“Seperti yang disampaikan KH. Mutawakkil Alallah (Ketua PWNU Jatim, red), bahwa PWNU Jatim netral, tapi pengurus NU dan kader Ansor, wajib memilih kader terbaik. Contohnya Gus Ipul, karena NU dan Ansor tidak bisa kemana-mana tapi kader Ansor tidak boleh berdiam diri, ketika melihat pemimpin dari NU yang mau berjuang, karena disitu melekat hal politik,” tandas pria berkacamata ini. (saw/saw)