Probolinggo (wartabromo.com) – Pasca robohnya tiga ruang kelas di SDN Palang Besi 2, proses belajar mengajar, masih tetap berlangsung. Meski begitu, proses itu tak berjalan efektif, bahkan siswa mengaku takut dengan kondisi sekolahnya.
Selasa pagi (13/2/2018), SDN Palang Besi 2 tetap masuk seperti biasanya. Meski guru dan siswa masuk, aktivitas kegiatan belajar mengajar terganggu. Beberapa siswa hanya bermain dan bernyanyi di halaman sekolah. Namun, sebagian dari mereka mengaku takut untuk masuk sekolah.
“Takut, takut dijatuhin genteng, gak bisa belajar karena rusak, maunya dibangun lagi. Suka belajar matematika, bahasa indonesia,” tutur siswa kelas 2 SDN Palang Besi 2, Adi Saputro.
Hal yang sama juga diutarakan oleh Mohamad Fikri Ardiansyah, siswa kelas 5. Ia berharap sekolahnya itu segera dibangun kembali. “Kalau roboh kayak itu, kita gak bisa belajar. Maunya ada kelas baru,” katanya.
Robohnya tiga gedung yang digunakan sebagai ruang kelas 1-3 dan ruang guru itu, diduga karena tak kuat menopang beban rangka atap gedung. Ironisnya, ruang kelas yang ambruk tersebut, baru direnovasi pada tahun 2012 lalu. Meski tak ada korban jiwa, kerugian atas peristiwa itu mencapai puluhan juta rupiah.
Atap bangunan ruang kelas runtuh dan berserakan. Bahkan, sejumlah meja dan kursi siswa rusak parah akibat tertimpa rangka galvalum dan genteng. Diduga ambruknya atap ruang kelas, karena konstruksi yang rapuh. Diperkirakan pemasangan galvalum atau baja ringan yang menjadi rangka tidak sesuai pemasangannya.
“Alhamdulillah, saat kejadian proses belajar mengajar tidak berlangsung, sehingga tidak menimbulkan korban jiwa. Kalau seandai pada proses belajar mengajar, saya merasa menjadi orang yang paling bersalah,” kata Kepala SDN Palang Besi 2, Nurul Kustifah. (fng/saw)