Pasuruan (wartabromo.com) – Seorang ibu tega menyekap tiga anaknya di dalam rumah yang berada di RT 07 RW 04 Kelurahan Bugul Lor, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan. Selain setiap hari disekap, ketiga bocah juga disulut dengan alat penggorengan (sutil, Jawa), hingga menderita luka bakar.
Ketiga bocah berinisial HR (7), RA (2,5) serta ZF tersebut merupakan putra putri pasangan Tolha (47) dan Niatul Ilmiah (23).
Aksi kekerasan terhadap anak itu mengemuka, setelah pada Kamis (4/1/2018) malam kemarin, warga menjumpai ketiganya menangis di dalam rumah yang terkunci.
Saat itu, mereka tidak ditemani orang tua dan terlihat ketakutan, karena kondisi rumah dalam keadaan gelap tanpa penerangan.
Khawatir terhadap kondisi anak-anak itu, wargapun berinisiatif masuk ke dalam rumah. Kondisi rumah tertutup sempat membuat warga kesulitan, hingga kemudian diputuskan membongkar plafon depan rumah.
Kegeraman warga kian memuncak, setelah mengetahui kondisi tubuh HR dan RA malah penuh luka bakar. Belakangan diketahui, mereka terluka akibat berkali-kali disulut sutil panas oleh ibunya.
HR mengalami beberapa titik luka di lengan kanan dan di paha atas, sedangkan RA, bocah putri ini mengalami beberapa luka di lengan kiri.
“Kalau dari penuturan HR, ibunya menyiksa dengan sutil panas ditempel-tempelkan ke mereka. Nggak tahu kenapa. Makanya kami terus lapor ke Dinas Sosial,” ujar Ketua RW 04, Sukamto, di sekitar rumah korban, Jumat (5/1/2018).
Dituturkan, apa yang dialami ketiga korban sudah terjadi cukup lama. Terutama anak tertua Niatul Ilmiah yakni HR, yang sudah mengalami derita penyekapan sudah bertahun-tahun lamanya.
Bahkan, HR dikatakan dipaksa berhenti sekolahnya, meskipun saat ini masih duduk di kelas 1 sebuah sekolah dasar.
Disisi lain, Sukamto menduga-duga, keluaga ini di mungkinkan kesulitan ekonomi. Sang ayah jarang pulang dan sepertinya tidak memberikan nafkah untuk ibu dan tiga anaknya.
“Makanya, si ibu bekerja serabutan. Saat ini tiap harinya membungkus bawang merah,” imbuhnya.
Diterangkan oleh Sukamto, Niatul bekerja ke seorang juragan bawang, yang berada sekitar 1 kilometer dari rumahnya. Sang ibu kerap pulang bekerja setelah lebih dari jam 19.00 WIB.
Entah apa yang menjadi alasan orang tua menyekap anak-anaknya di dalam rumah. Sejumlah warga pun menduga-duga orang tua, utamanya si ibu tidak ingin anaknya berkeliaran di luar rumah.
“Tapi apapun alasannya, menyiksa anak itu tidak benar. Kayaknya biar Dinas Sosial lah yang menangani, sehingga bisa lebih terawat,” pungkas Sukamto.
Sementara itu, Yuni Arsasi Kabid rehabilitasi sosial di Dinas Sosial Kota Pasuruan mengungkapkan, rencananya ibu dan tiga anak itu akan dibawa ke panti sosial yang berada di Warungdowo, Kabupaten Pasuruan.
“Supaya ibunya ini diberikan keterampilan dari mulai menjahit dan tata boga selama satu tahun. sekaligus anak nya dititipkan di sana, sehingga dapat pendidikan yang lebih baik lagi,” kata Yuni.
Kasus kekerasan terhadap anak, dikabarkan telah dilaporkan ke pihak kepolisian. Sejumlah petugas kepolisian, siang ini sempat diketahui berada di rumah kontrakan Niatul tersebut. Hanya saja, saat itu kondisi rumah dalam keadaan kosong, sehingga tidak banyak yang dilakukan polisi. (fik/ono)