Pasuruan (wartabromo.com) – Hampir sepekan banjir merendam pemukiman Desa Kedungboto, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan. Namun demikian, upaya penanganan agar banjir tidak terjadi, disebut masih juga belum dilakukan.
Seakan tak pernah habis kesabaran warga di desa ini. Terlihat hampir setiap hari, rumah warga terendam banjir. Tragisnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) terkesan menganggap peristiwa ini sudah jadi bencana biasa.
Saat ditanya, ternyata hampir semua warga mengeluhkan dan mengaku jenuh terus-terusan mendapatkan tamu istimewa bernama banjir. Malah sampai-sampai warga enggan membersihkan rumahnya dari kotoran yang diakibatkan banjir.
“Sudah capek, tiap hujan selalu kebanjiran. Kami tentu kesulitan beraktivitas,” kata Inamah (40).
Rumah warga sudah terendam sejak lima hari yang lalu, meskipun saat ini sudah berangsur surut. Dikatakan mulanya di dalam rumah, air merendam 70 sentimeter dan kini sudah menjadi 30 sentimeter.
Banjir ini dipastikan mengganggu aktivitas, sekaligus membuatnya mengalami kerugian. Pasalnya, hampir seluruh perabotan rumahnya terendam banjir.
“Itu perabotan, belum lagi kerugian kesehatan. Saya sering merasakan gatal–gatal saat banjir,” imbuhnya.
Terganggunya kesehatan tersebut, dijelaskan lantaran di tempat ini, air bersih sulit didapatkan. Selain itu, pemerintah diminta untuk melakukan pembenahan di sungai-sungai di wilayah Pasuruan, terutama di Desa Kedungboto, agar banjir tidak tiap tahun dialaminya.
Upaya praktis, dengan merenovasi rumah, dikatakannya juga terus dilakukan, namun sepertinya hal itu tetap tidak membantu.
“Rumah sudah saya tinggikan, tapi tetap saja kebanjiran. Saya heran, upaya nyata untuk menyelesaikan persoalan banjir ini kok nggak ada,” sesalnya.
Terpisah, Anggota DPR RI Dapil Pasuruan EvI Zainal Abidin kepada sejumlah wartawan mengungkapkan, Pemkab Pasuruan sepatutnya segera mengatasi permasalahan banjir ini.
“Banjir itu tidak selesai dengan diberi bantuan pakaian, dan nasi bungkus,” kata Evi.
Dilanjutkan, banjir di Kedungboto sudah berulang selama bertahun–tahun, namun hingga saat ini permasalahan itu belum terselesaikan dan terus menjadi beban bagi masyarakat.
Ditegaskan, bila ada kekurangan anggaran bukanlah alasan untuk tidak tidak segera melakukan tindakan.
“Toh, sekarang ada dana pinjaman dari BUMN dengan jumlah yang besar. Minimal ada niatan, urusan anggaran bisa dibicarakan dan dicarikan jalan keluarnya,” pungkas dia.
Diketahui, sejak sepekan terakhir tercatat 685 rumah terendam dan 74 hektar sawah rusak akibat banjir tahunan ini. Tidak diketahui secara pasti jumlah kerugian yang diakibatkan banjir terutama di desa Kedungboto, Beji ini. (man/fik/ono)