Probolinggo (wartabromo.com) – Dua pasangan bakal calon Walikota Probolinggo dari jalur perseorangan atau independen, yang telah menyerahkan berkas terancam tak lolos verifikasi. Pasalnya, ribuan fisik e-KTP dukungan, yang diserahkan ke KPU, banyak yang ganda.
Hasil penelitian administrasi dan analisis dukungan ganda yang dilakukan KPU beberapa waktu lalu diketahui, ada sebanyak 8.695 dukungan ganda untuk pasangan Suwito-Ferry Rahyuwono. Sementara untuk pasangan Sukirman–Abdul Azis, juga ditemukan memiliki dukungan ganda, jumlahnya mencapai 9.429. Dengan demikian, total dukungan ganda keduanya pasangan calon ini mencapai 18.124.
Ketua KPU Kota Probolinggo, Ahmad Hudri, membenarkan adanya dukungan ganda selain juga mendukung lebih dari satu pasangan calon.
Temuan itu, kemudian ditindaklanjuti dengan verifikasi faktual sejak 12-25 Desember 2017. Verifikasi faktual ini yang akan menentukan calon mana yang dipilih pendukung.
“Mekanismenya jika ditemukan data ganda, maka dilakukan verifikasi faktual. Untuk melihat pemberi dukungan ini mendukung calon A atau B. Bahkan bisa jadi tidak mendukung sama sekali,” kata Hudri, Minggu (17/12/2017).
Pria yang juga Wakil Ketua PCNU Kota Probolinggo ini, meminta kepada pasangan calon untuk bersabar mengikuti proses verifikasi faktual. Karena mereka masih mempunyai kesempatan melakukan perbaikan data verifikasi faktual setelah pendaftaran pasangan calon.
Pasangan jalur independen ini mempunyai waktu antara tanggal 8 sampai 10 Januari 2018. “Ada kesempatan untuk memperbaikinya,”ujarnya.
Terkait itu, pasangan Suwito-Ferry Rahyuwono menduga dukungan pada pihaknya ada yang menyabotase. Pasalnya, sebelum mereka menyerahkan dukungan ke KPU, ada seseorang datang ke rumah Dwi, salah satu relawan Suwito, untuk meminjam fotokopi e-KTP. Alasannya untuk pembagian sembako bagi warga tidak punya di Kecamatan Mayangan. Jumlahnya dalam satu box itu menurut Suwito, sekitar 4 ribu fotokopi e-KTP.
“Besoknya, datang lagi dia meminjam satu box untuk Kecamatan Kanigaran dengan alasan yang sama. Isi box juga diperkirakan mencapai 4 ribu lembar fotokopi e-KTP. Dengan adanya data dukungan ganda sebanyak 8.695 dukungan, saya ada kecurigaan bahwa e-KTP yang katanya bukan untuk Pilwali, malah digunakan untuk Pilwali,” kata Suwito.
Terkait itu, Sukirman yang menggandeng Abdul Azis, mengatakan kemungkinan hal itu terjadi karena adanya pergeseran dukungan. “Risiko dukungan ganda bisa terjadi. Bisa jadi karena ada perubahan pilihan dari pendukung. Namun kami menyerahkan pada mekanisme prosedur yang sudah jelas,” kata Sukirman. (saw/saw)