Pasuruan (wartabromo.com) – BPBD Kabupaten Pasuruan ingatkan warga, waspadai banjir rob yang mungkin menggenangi pemukiman warga pesisir. Kewaspadaan menyusul adanya peringatan pasang air laut di pesisir utara Jawa Timur oleh BMKG Maritim Perak Surabaya, beberapa waktu lalu.
Kepala BPBD Kabupaten Pasuruan, Bakti Jati Permana mengatakan, sejak peringatan BMKG muncul, ia langsung melakukan kordinasi ke sejumlah instansi tak terkecuali pihak pemerintah desa termasuk bagian pesisir utara Pasuruan.
Hal tersebut dilakukan sebagai upaya antisipasi agar warga tanggap, bilamana pasang air laut itu, mengakibatkan banjir rob hingga kemungkinan mengancam keberadaan tambak, terkena terjangan ombak.
“Kami sudah koordinasi dengan pihak-pihak lain seperti camat untuk selanjutnya diteruskan ke pihak desa,” ujar Bakti, Senin (4/12/2017).
Dijelaskan, ancaman rob di wilayah pesisir Kabupaten Pasuruan selama ini bersifat genangan. Meskipun demikian, Bakti menilai hal tersebut perlu diwaspadai, dikaitkan dengan kemungkinan lain seperti bahaya listrik ketika rob terjadi nanti.
Sampai saat ini, BPBD belum mendapatkan laporan adanya bencana banjir rob, baik di pemukiman pesisir Kecamatan Nguling, Lekok maupun Kraton.
Namun demikian dari pantauan diketahui, banjir rob telah terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Pasuruan. Salah satunya, terlihat air rob menggenangi jalanan Desa Gerongan Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan, Minggu (3/12/2017) malam.
Tapi peristiwa itu, dianggap belum mengganggu kegiatan warga, karena banjir rob di Gerongan sudah dianggap rutin dan wajar.
“Ini sudah biasa, 5 tahun sekali. Di gerongan tanggal 13 jawa sudah banyak yang jebol (kebanjiran air rob). Kalau orang pesisiran sudah lumrah,” ujar salah satu warga Gerongan.
Dijelaskan BMKG Maritim Perak Surabaya, mencatat adanya Ketinggian Pasang Air Laut berkisar 140 – 150 cm. Namun, angka tersebut diukur dari rata-rata ketinggian permukaan air laut, bukan diukur dari garis pantai.
Diperkirakan pasang air laut itu, berdampak adanya genangan air rob di pemukiman pesisir Jawa Timur, sekitar 20 cm pada pukul 22.00 WIB – 24.00 WIB (tanggal 3-5 Desember 2017).
Malah disebutkan dalam keterangan tertulis BMKG, bagi petambak, hal tersebut bisa mengakibatkan tambak jebol atau meluap. (ono/ono)