Pasuruan (wartabromo.com) – Polisi (22), warga Dusun Pangarengan, Desa Kalipang, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan, mendadak bak selebritis dunia maya (dumay), sebab remaja ini laris jadi rasan-rasan warganet, setelah foto kena tilangnya beredar di media sosial. Tapi, kok bisa-bisanya, orangtua Polisi memberikan nama tak lazim nan unik, Polisi.
Ibu Polisi, Illyyin (42), membuka sejarah nama polisi untuk putra pertamanya, buah cinta bersama almarhum (Alm) Yasin, ayah Polisi.
Ceritanya bermula, saat dia mengandung janin polisi yang telah berusia empat bulan. Suaminya sempat berkelakar dan bercengkrama bersama temannya di balai rumah.
“Canda suami, kalau anak saya laki-laki, saya pasti akan kasih nama polisi, biar kalian semua ditembak sama anak saya,” kata Illyyin menirukan kalimat suaminya kala itu.
Singkatnya, Illyin pun melahirkan seorang bayi laki-laki. Akan tetapi, guyonan bernada nadzar untuk memberikan nama ‘Polisi’, belakangan tidak mereka sepakati. Akhirnya, mereka memberi nama bayi nan lucu itu, Muhammad Muchlas.
Nama itu dianggap terbaik karena memiliki sebutan dengan makna yang bagus. “Kami sudah sangat senang waktu itu,” ujar Illyin mengenang.
Nama itu sudah bulat diputuskan. Nah, sampai disini, justru Muchlas sakit-sakitan. Dikatakan, sudah tak karuan usaha menyembuhkan putra kesayangannya. Ke dokter dan tukang pijat pun dilakukan. Biaya pengobatan sang bayi ini juga tidak main-main, mencapai puluhan juta rupiah dikeluarkan Illyyin dan suaminya.
“Kami sempat ganti nama sampai empat kali. Pertama Muhammad Muchlas, kedua Muhammad Musofak, Iksan dan Muchlisin,” katanya.
Namun, tetap saja kondisi kesehatan bayinya terganggu. Terkadang sakit panas, tidak lama tiba-tiba muntaber, dan sakit lainnya.
Selama hampir satu tahun usia, bayi Polisi ini terus keluar masuk rumah sakit. Hingga akhirnya, mereka bertemu dengan tukang pijat. “Tukang pijatnya tanya, apa saya dan suami pernah nadzar memberi nama bayi itu. Dari situ, saya ingat,” ujarnya sambil tertunduk.
Dalam pikir, sang suami pernah nadzar memberikan nama Polisi untuk bayinya. Langsung saja, keduanya tasyakuran dan mengganti nama putranya dengan panggilan Polisi.
Mukijizat itu sepertinya ada. Putranya tidak lagi bolak balik ke dokter dan tukang pijat. Si bayi sehat, tidak pernah lagi sakit-sakitan.
“Saya sangat bersyukur sekali. Saya menyadari nama anak saya tidak seperti umumnya. Tapi, tidak masalah namanya polisi, yang penting sehat,” lanjutnya.
Cemoohan pun sempat ia terima. Kala itu, tetangga dan temannya ataupun teman suaminya, terus mengejek penyebutan Polisi. Namun, ia mengaku berusaha untuk tidak memikirkannya.
Kesedihan Illyyin membuncah, jika mengingat kisah anaknya ini. Polisi ini merupakan sosok pendiam dan patuh sebagai seorang anak. Ia mengakui Polisi tidak lulus Sekolah Dasar (SD). Sebelumnya, sempat dikabarkan, Polisi ini seorang mahasiswa.
Polisi ditinggal bapaknya sejak usianya tujuh tahun. Namun demikian, Polisi kini menjadi tulang punggung keluarga, meskipun sebagai kuli bangunan.
“Dia tidak pernah bermain keluar. Saat libur kerja, ia di rumah, bersama saya dan adiknya. Kalau tidak, kadang dia pergi mengaji bersama temannya di pondok,” pungkasnya. (man/ono)