Dewan Kesenian Pasuruan Desak Sosok Sakera Diajukan Sebagai Pahlawan Nasional

3283

Bangil (wartabromo.com) – Dewan Kesenian Kabupaten Pasuruan, mendesak sosok Sakera diajukan sebagai pahlawan nasional, berikut monteng sakera ditetapkan menjadi senjata khas daerah. Permintaan itu ditulis dalam sebuah petisi disampaikan ke DPRD Kabupaten Pasuruan.

Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Pasuruan, Ki Bagong Sabdo Sinukerto menegaskan, desakan agar Sakera menjadi pahlawan nasional itu telah lama didengungkan. Namun, sampai saat ini, pemerintah kabupaten Pasuruan belum memberikan respon.

“Kita wajib mengenang dan menghormati jasa para pahlawan bangsa. Salah satunya yakni Sadiman atau Pak Sakera. Beliau pada masanya telah memperjuangan rakyat Pasuruan keluar dari penindasan kaum kolonial,” tandas Ki Bagong di kantor DPRD Kabupaten Pasuruan, Jumat (10/11/2017).

Petisi diajukan, sebagai desakan ke Pemkab Pasuruan, agar segera melakukan kajian ilmiah untuk mengungkap dan mencatat sejarah kehidupan dan perjuangan Sakera.

Selanjutnya, hasil kajian dapat digunakan sebagai bahan usulan ke Presiden RI, sehingga Sakera dapat dinobatkan sebagai pahlawan nasional.

Satu bagian dalam isi petisi itu diungkapkan Ki Bagong, pemerintah daerah perlu mengangkat sejarah senjata sakera, yang dikenal dengan sebutan ‘monteng’. Senjata milik Sakera mirip celurit berpadu dengan senjata kujang itu, diminta dapat ditetapkan sebagai senjata khas daerah Kabupaten Pasuruan.

“Monteng bisa menjadi senjata khas Kabupaten Pasuruan seperti lancor (Sumenep), keris (Jawa tengah dan Jawatimur), kujang (jawa barat), rencong (aceh) atau badik (Sulawesi),” imbuhnya.

Sementara itu, ketua DPRD Kabupaten Pasuruan, Sudiono Fauzan mengapresiasi keinginan Dewan Kesenian itu. Pihaknya memastikan petisi yang diserahkan, bakal diteruskan ke pemerintah daerah maupun pusat untuk mendapatkan perhatian.

“Kami sangat respek dengan keinginan saudara-saudara dalam memperjuangan Pak Sakera menjadi Pahlawan Nasional dan Monteng sebagai senjata khas Kab.Pasuruan. Aspirasi saudara akan segera kami sampaikan pada Bupati dan Kementerian Sosial di Jakarta,” kata Sudiono Fauzan.

Sakera disebut lahir di Bangil, Pasuruan dengan nama asli Sadiman yang waktu itu dalam strata sosial termasuk golongan ningrat di kalangan penduduk sekitar.

Masa itu, ia dikenal sebagai seorang mandor yang baik, kerap memperhatikan kesejahteraan para pekerja dan melawan ketidakadilan Belanda, sehingga akhirnya dijuluki Pak Sakera (pejuang anti penjajahan).

Hingga pada suatu peristiwa atas pembelaan terhadap pekerja yang begitu getol, seorang carik suruhan Belanda secara licik menjebaknya dan cerita kegagahan Sakera pun berakhir di tangan seseorang bernama Markus.

Jasadnya diyakini dikebumikan di dusun Bekacak, Kelurahan Kolursari, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan. Hingga dibangun sebuah tanda berupa gerbang dan monumen patung Sakera. (ono/ono)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.