Raci (wartabromo.com) – Beberapa desa di Kabupaten Pasuruan dilanda kekeringan sejak beberapa waktu lalu. Kondisi ini membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan harus bekerja ekstra. Sebab, sebagai instansi pelayan masyarakat, BPBD harus suplai bantuan air bersih ke sejumlah wilayah yang mulai dilanda kekeringan.
Namun, apesnya, anggaran BPBD untuk dropping bantuan air bersih ini pun terbatas. Bahkan, sempat berhembus kabar bahwa anggaran yang dikhususkan untuk suplai air bersih sudah menipis. Bahkan, hingga saat ini, proposal pengajuan bantuan anggaran untuk dropping air bersih ke tingkat provinsi belum mendapatkan jawaban pasti.
Bakti Jati Permana, Kepala Pelaksana BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Pasuruan mengatakan, anggaran kedaruratan ini bersumber dari APBD Kabupaten Pasuruan tahun 2017. Hingga saat ini, total anggaran yang sudah dikeluarkan untuk distribusi air bersih mencapai Rp 300 juta.
“Anggaran kebencanaan itu kan bukan hanya soal kekeringan saja. Nah, anggaran yang diplot khusus untuk kekeringan ini memang sudah berkurang, karena dropping air bersih sudah kami lakukan secara terus menerus. Ini kami masih mengajukan bantuan ke Provinsi,” kata dia.
Dia menjelaskan, estimasi pengeluaraan per hari untuk operasional satu desa sekitar Rp 150.000 – Rp 200.000. Itu untuk biaya uang makan, bensin, airnya dan sebaginya.
“Kurang lebihnya ya segitu untuk sekali dropping air bersih. Selanjutnya tinggal mengkalikan saja berapa desa yang disuplai, dan dikalikan sebulan. Tinggal dihitung saja. Kalau per bulan kurang lebih pengeluaran total sekitar Rp 100 juta,” papar dia.
Meski enggan menjelaskan secara rinci, Bakti sangat mengharapkan ada bantuan dari Pemprov Jatim untuk bisa memecahkan persoalan kebutuhan anggaran ini.
“Mudah-mudahan disetujui lah. Kami sangat menunggu jawaban itu. Sebab, kalau semisal sampai kehabisan anggaran, kami tidak bisa distribusi air bersih ke warga yang desanya kekeringan,” terangnya.
Sampai kapan ? Bakti mengatakan, distribusi atau dropping air bersih untuk desa kekeringan ini dilakukan sampai musim hujan, atau dalam artian, desa sudah tidak kesulitan untuk mendapatkan air bersih.
“Nah, kami kan tidak bisa memprediksikan atau mengira kapan akan turun hujan. Maka dari itu, kami mencoba memperbanyak saja persediaan anggarannya. Syukur-syukur satu bulan ke depan, sudah mulai hujan,” tambah dia.
Sekadar diketahui, Pemerintah Kabupaten Pasuruan intens melakukan dropping air bersih ke 16 desa di Kabupaten Pasuruan yang hingga kini masih dilanda kekeringan. Dropping air bersih dilakukan setiap hari sejak bulan Juli lalu, dan akan terus dilakukan sampai musim penghujan tiba.
“Kami terus mendistribusikan air bersih ke semua desa yang masih dalam kategori kekeringan setiap hari. Dalam sehari kita kirim 2 tangki ke semua desa, dengan harapan dapat langsung dimanfaatkan warga untuk memenuhi kebutuhan air bersih setiap harinya,” kata Bakti.
Dikatakan dia, ke-16 desa yang masih kekeringan tersebar di 4 kecamatan, yakni Lumbang, Winongan, Lekok dan Pasrepan. Untuk Lumbang, total ada 5 desa yang dilanda kekeringan, yakni Desa Karangasem, Karangjati, Watulumbung, Cukurguling dan Lumbang.
Sedangkan di Kecamatan Winongan ada 3 desa, diantaranya Desa Kedungrejo, Sumberrejo dan Desa Jeladri. Begitu juga dengan Kecamatan Lekok, setidaknya ada 4 desa terdampak, yakni Desa Balunganyar, Pasinan, Wates dan Semedusari.
Kecamatan Pasrepan ada 4 desa, yakni Desa Sibon, Petung, Klakah dan Desa Tambakrejo. Kata Bakti, dari seluruh desa tersebut, warga terdampak yang memerlukan bantuan air bersih mencapai 13.244 Kepala Keluarga (KK)
.
“Meskipun sekarang sudah mulai turun hujan, akan tetapi selagi hujan tersebut belum membentuk sumber besar, maka sesuai arahan Pak Bupati Irsyad, dropping air bersih akan terus kita lakukan,” imbuhnya. (mil/ono)