Probolinggo (wartabromo.com) – Kapal speedboat Firdaus dengan nomor lambung J 133 NO 160 yang membawa rombongan pemancing dari Surabaya, diketahui masih baru. Kapal tersebut karam setelah lambung kapal pecah dihantam ombak.
Hal itu dituturkan oleh Muhlas, teknisi kapal, yang ikut dalam pelayaran tersebut. Ia menuturkan, ketika tiba di banjang ikan sekitar pukul 6.00 WIB, ombak perairan di utara Gili cukup tinggi. Karena itu, para pemancing memutuskan kembali ke daratan. Sehingga oleh nahkoda kapal, yakni Hermanto, warga Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Mayangan, kapal itu diputar balik.
“Namun belum jauh dari lokasi, tiba-tiba ombak besar menghantam kapal. Hantaman itu membuat lambung kapal pecah hingga air masuk ke dalam kapal. Disaat itu, saya sempat menghubungi pak Rudiyanto untuk meminta pertolongan,” kata pria asal Desa Tegalsiwalan, Kecamatan Tegalsiwalan, Kabupaten Probolinggo ini.
Ia kemudian menceritakan, ketika air masuk ke dalam kapal, para penumpang yang memang sejak awal memakai jaket pelampung, terjun ke laut. Hal itu dilakukan untuk menghindari hempasan kapal saat terbalik atau karam.
“Kami semua langsung meloncat ke laut menjauh dari kapal dan melambaikan tangan ke nelayan yang lewat,” tuturnya lebih lanjut.
Sementara itu, menurut Kapolres Probolinggo AKBP. Arman Asmara Syarifuddin, kapal speedboat yang digunakan oleh rombongan pemancing masih tergolong baru. Diketahui, kapal itu dibeli dan digunakan pada 2016 lalu. Penghobi mancing itu, sudah sering menggunakan untuk mancing di perairan Selat Madura.
“Kapal itu masih baru dan tidak bermasalah saat berangkat, pengakuan pemilik memang begitu. Dugaan kami, saat dl kapal putar balik, tiba-tiba ada ombak besar dan menghantam lambung kapal. Saat itu, ombak di wilayah tersebut sekitar satu meter setengah dan angin bertiup kencang,” terang Kapolres.
Sebagaimana diwartakan, kapal tujuh rombongan pemancing, yakni Indra Widargo, Iwan Widargo, Riyanto Widargo, Yosi Widargo, Muhlas, Doni, dan Hermanto, tenggelam di utara perairan laut pulau Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo. Para penumpang berhasil diselamatkan oleh nelayan Gili Ketapang setelah terombang-ambing selama 6 jam di lautan. (lai/saw)