Sukapura (wartabromo) – Warga Suku Tengger Brang Wetan, melaksanakan ritual Nyadran. Ritual ini merupakan rangkaian perayaan Hari Raya Karo, berupa berziarah ke makam keluarga.
Seperti terlihat di sekitar pemakaman umum Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Sejak pagi sekitar pukul 07.30 WIB, sejumlah warga tampak berkumpul di pinggir jalan dan sebagian hilir mudik dengan membawa rantang berisi makanan dan bungkusan bunga ziarah.
Mereka sedang bersiap merayakan acara nyadran yang digelar setahun sekali oleh warga Desa Ngadisari saat Karo.
“Perayaan ini bentuk rasa syukur dan refleksi kehidupan sehari-hari dalam hubungannya dengan sesama manusia, alam dan Tuhan,” ujar Sunarip, warga desa setempat.
Selanjutnya warga asli Ngadisari ini bersama istrinya, membagi nasi dan lauk pauk yang dibawanya di rantang untuk lima makam yang dikunjunginya. Tak lupa, dibantu anak-anaknya juga menaburkan bunga di atas batu nisan satu per satu di makam keluarganya itu.
“Ini sudah adat kami setiap datang Hari Raya Karo. Berangkat ke makam dari rumah dengan bawa makanan, dan kemudian meninggalkan makanan di makam,” terangnya.
Makanan yang dibawa, akan disantap setelah berdoa bersama yang dipimpin dukun adat Tengger. “Nyadran bersama ini punya makna, yakni mengingatkan kami, bahwa yang sekarang masih hidup, akan meninggal dan dikubur seperti keluarga-keluarga kami yang meninggal duluan,” ungkap Supoyo, salah satu tokoh suku Tengger.
Supoyo menyebut perayaan Karo ini menjadi salah satu bentuk pelestarian budaya. Kegiatan ini juga menggambarkan kentalnya kebersamaan yang dibangun warganya di tengah-tengah kehidupan sehari-hari. “Setiap tahunnya, kami menggelar perayaan Karo ini dengan biaya yang ditanggung murni dari warga,” terang Mantan Kepala Desa Ngadisari ini. (cho/saw)