Prigen (wartabromo.com) – Sebanyak 850 pendaki, menyebut sebagai Benteng Sabuk Merah Putih melakukan pendakian ke puncak Gunung Arjuno, Rabu (16/8/2017). Selain bentangkan bendera 178 meter saat mendaki, mereka juga memiliki misi penyelamatan lingkungan di hari Kemerdekaan RI ke-72 tahun ini.
Pendakian oleh ratusan pecinta alam itu, memulai perjalanan di Pos Pendakian Gunung Arjuno-Welirang, Tretes, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, sekitar pukul 08.00 WIB pagi tadi.
Seorang pendaki, Agung Hidayat menuturkan aksi dengan membentangkan bendera merah putih sepanjang 178 tersebut merupakan bentuk penghormatan terhadap bangsa dan negara.
Dikatakan, ide 178 meter bendera merah putih itu sudah direncanakan sejak tahun 2016 lalu dalam sebuah pertemuan akbar sesama pecinta alam.
“Ini merupakan aksi kebersamaan. Kami ini bangsa Indonesia, bangsa yang satu, utuh,” tegas Agung.
Di puncak Arjuno ia bersama ratusan lainnya akan melakukan upacara bendera kemerdekaan RI ke-72, dengan memasang bentangan 178 meter bendera merah putih itu.
Namun saat ini, ratusan pendaki harus berjuang menunjukkan tekad, melintasi hutan dan hambatan jurang, hingga mencapai puncak pada 5-7 jam, tergantung cuaca.
Dituturkan juga oleh Agung, ratusan pendaki juga mengambil sampah yang berserakan. Karena, perjalanan menguras fisik dan mental ini, juga membawa misi menjaga lingkungan. Harapannya, aksi ini juga sebagai ajang kampanye untuk lebih menjaga dan memelihara lingkungan.
Sementara, prosesi pemberangkatan dilakukan oleh Wakil Gubernur Jatim, Syaifullah Yusuf bersama jajaran kepolisian hutan.
Gus ipul, sapaan akrab Wagub Jatim, mengungkapkan sukacita dan kebanggaannya.
Aksi berani ini, telah menjadi inspirasi banyak orang. Selain itu, dari serangkaian keinginan ratusan pendaki ini adalah sebuah bentuk pendidikan yang sepatutnya diapresiasi oleh semua pihak.
“Saya sangat hargai. Mengisi kemerdekaan, sebagai generus bangsa harus seperti itu,” ungkap Gus Ipul.
Ia pun menangkap pesan para pendaki, yang mengajak agar tidak merusak lingkungan. Dicontohkan salah satunya kegiatan buruk pembalakan kayu hutan, yang saat ini sebagai salah satu biang rusaknya hutan dan lingkungan secara luas.
“Aksi ini bisa menjadi pondasi. Manusia dengan alam. Dan aksi ini mengusung misi yang sangat jelas,” ujar Gus Ipul. (man/ono)