Probolinggo (wartabromo.com) – Sebanyak 30 orang Calon Jamaah Haji (CHJ) di Kota Probolinggo tergolong dalam jamaah resiko tinggi (resti). Mereka membutuhkan pendampingan khusus dikarenakan mempunyai kendala penyakit dan ada yang sudah lanjut usia.
Hal tersebut mengemuka saat pembekalan dan pengarahan CHJ di Gedung Bina Harja, Pemkot Probolinggo, Selasa (1/8/2017).
Berdasarkan data dari Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Probolinggo, tahun ini CHJ berjumlah 207. Jamaah yang termuda tercatat berusia 27 tahun, untuk tertua berusia 87 tahun.
“Tiga puluh diantaranya termasuk jamaah yang berisiko tinggi. Sehingga perlu pendamping khusus baik dari pendamping dan tenaga medis untuk menjaga kelancaran beribadah saat berada di Tanah suci Makkah,” kata Kepala Kemenag Kota Probolinggo Mufi Imron R.
Mereka tergabung dalam kloter 53 yang akan berangkat pada tanggal 14 Agustus mendatang sekitar pukul 16:25 WIB dari embarkasi Juanda Surabaya.
Kloter ini direncanakan tiba di bandara internasional Jedah pada pukul 22:45 WIB.
Maktab jamaah haji kloter 53 ini, berada di Mahbashin yang berjarak sekitar 2 kilo dari Madinah dan Makkah.
“Para jamaah ini, kami beri nomor Ponsel para pendamping saat di Tanah suci. Sehingga para jamaah ini tidak ada lagi yang kebingungan saat beribadah,” lanjut Mufi Imron.
Sementara itu, Walikota Probolinggo Rukmini, menuturkan pihaknya menyediakan pendamping khusus bagi calon haji tertua berusia 85 dan 87 tahun. Meski penetapan maktab bagi calon jamaah haji, bukan ditentukan oleh Pemkot, melainkan dari Siskohad dan Kementerian Agama Pusat.
“Jamaah tersebut meski sudah lanjut usia masih semangat dan sehat dan tentunya dikarenakan sudah lanjut usia, jamaah tersebut kami siapkan pendampingan khusus saat berada di tanah suci,” ujarnya. (fng/saw)