Wonokitri (wartabromo.com) – Resepsi perayaan yadnya kasada yang menyajikan ragam seni budaya masyarakat suku tengger pada Minggu (9/7/17) malam itu dikagumi wisatawan, terutama warga asing yang turut berdesakan bersama warga, di depan Pendapa Agung Wonokitri, Kabupaten Pasuruan.
Mereka terlihat terkesan, menikmati tiap rangkaian pertunjukan diantaranya tari-tarian budaya, yang dihantarkan oleh muda mudi suku tengger.
Kin Jin Man (77) salah satu wisatawan asal Korea, mengungkapkan rasa kagum karena ‘show budaya’ yang ditampilkan sebelumnya dinilai sangat menawan, terutama saat melihat lekuk-lenggok tarian yang dianggapnya juga memiliki simbol makna.
“Ya meskipun saya tidak mengerti dengan bahasa dan budaya jawa, namun pertunjukkan tersebut sangat mengesankan,” ucap kin Jin Man dalam bahasa inggris.
Ia mengaku baru pertama kali berkunjung dan melihat acar perayaan yadnya kasada yang di rayakan oleh masyarakat terngger, meskipun telah setahun di Indonesia.
Acara resepsi, rangkaian kasada di pendapa Wonokitri itu, dikatakan oleh Kin Jin Man, semakin melecut semangatnya untuk melihat puncak ritual larung sesaji ke kawah Gunung Bromo.
“Habis ini saya lanjut ke Bromo untuk melihat proses kasada-nya hingga selesai dan besok saya ingin ngobrol dengan masyarakat sekitar,” lanjut Kin Jin Man.
Pantauan wartabromo.com di lokasi penonton yang melihat perayaan mulai dari anak-anak, dewasa hingga usia lanjut.
Camat Tosari H. Taufiqul Ghony, menuturkan acara di buka dengan tarian agama hindu yaitu bale gantur dan disambung dengan tarian kolaborasi dari SLTA se-Kabupaten Pasuruan dan di akhiri oleh do’a dari tiga tokoh agama.
“Masyarakat disini berbagai masyarakat yang berbeda agama, ada kristen, hindu dan islam, namun mereka saling damai dan guyub rukun. Do’a juga di panjatkan dari agama Islam, Kristen dan Hindu untuk memperkuat tali persaudaraan. Tetap Bhineka Tunggal Ika,” ungkap Taufiq, Camat Tosari.
Usai perayaan resepsi di pendapa agung Wonokitri, warga trngger akan melanjutkan upacara dan proses yadnya kasada dengan melarung aneka sesaji berupa hasil bumi di kawah Gunung Bromo. (ozi/ono)