Sukapura (wartabromo.com) – Jelang pelaksanaan ritual Yadnya Kasada 2017, sejumlah budayawan dan seniman tari nusantara berencana menampilkan hasil kreatifitas seni mereka. Even yang bertajuk Eksotika Bromo ini digelar pada 7-8 Juli 2017 di Lautan Pasir Kasiah Desa Ngadisari dan Agrowisata Desa Jetak, Kecamatan Sukapura.
Menurut Gita Rina, salah satu panitia penyelenggara, gelaran ini sebenarnya sudah dirintis sejak dua tahun lalu. Saat itu, hanya melibatkan warga dan seniman lokal Bromo. Saat ini, even tersebut bakal melibatkan sekitar 250 seniman tari dari berbagai daerah dan dilabeli Eksotika Bromo.
“Untuk tahun ini panitia membuat lebih besar lagi melibatkan banyak pihak. Sehingga para seniman-seniman dari luar kota Probolinggo juga turut berpartisipasi mengisi acara,” ujar Gita saat ditemui di Kantor Disporabudpar Kabupaten Probolinggo, Selasa (4/7/2017).
Acara ini, bakal dihadiri pula artis multitalent asal ibukota Ayushita Widyartoeti Nugraha dan Sha Ine Febriyanti. Mereka berdua bakal tampil membawakan Puisi dengan tema tersendiri yakni Puisi Kidung Tengger.
Selain Puisi Kidung Tengger, even ini juga diisi Sendratari Kidung Tengger, Tari Topeng Gunungsari, Perkusi UI Daul Madura yang merupakan perkusi berlatar etnik Madura.
Ada pula Jegog Suar Agung Bali, yang merupakan perkusi bambu berlatar etnik dari pulau dewata Bali. Singo Ulung tarian khas Bondowoso, Jaranan Wahyu Tunas Budaya, Jaran Slining Lumajang, Tari Mahameru, serta Reog Ponorogo.
Tidak hanya itu, di lokasi berbeda namun masih di kawasan Bromo, tepatnya di Agrowisata Desa Jetak, dua malam berturut-turut akan ditampilkan Pawai obor, Tari Topeng Gunungsari. Kemudian ada Konser Musik Wadya Bala STKW, Tari Pepe ‘pepe’ Bainea Ri Gowa, serta Jaranan Campursari.
Kadisporabudpar Kabupaten Probolinggo M. Sidik Widjanarko berharap, dengan pagelaran Eksotika Bromo ini, akan berdampak pada peningkatan kunjungan wisatawan. Dengan gelaran yang diselenggarakan dua hari menjelang Kasada itu, wisatawan akan betah berkunjung dan menginap di homestay milik warga sekitar.
“Harapannya dengan banyak pengunjung, akan semakin meningkatkan ekonomi warga. Masyarakat sekitar mendapatkan dampak positif dari ritual yang mereka laksanakan,” kata mantan Kadiskop UKM ini. (saw/saw)