Bali (wartabromo.com) – Pada hari terakhir pencarian pelajar asal Pasuruan yang terjatuh di Gilimanuk sepekan lalu, tim penyelamat membelah diri menjadi dua bagian, agar dapat menyisir dua jalur sekaligus, yakni laut dan darat.
Kepastian batas akhir pencarian, pasca korban dinyatakan hilang akibat terjatuh ke laut itu, dibenarkan oleh Kasat Polair Jembrana, Iptu Eddy Waluyo kepada wartabromo.com pada Selasa (4/7/2017) pagi.
“Ya, hari terakhir tim penyelamat melakukan pencarian di darat dan di laut,” terang Iptu Eddy Waluyo.
Dijelaskan, bahwa pencarian termasuk hari ketujuh ini menerjunkan dua lifeboat yakni kapal patroli type C2 (XI-2006) dan Kapal patroli type C3 (XI-1015) dengan jumlah 7 personil dari Polair.
Lifeboat Polair itu, akan mengitari perairan selat Bali menuju ke barat mengarah ke pantai Prapat Agung dan pantai Watudodol.
Sedangkan di jalur darat dilakukan dengan menelusuri bibir pantai dilakukan oleh tim penyelamat dari Basarnas dengan mengerahkan 8 personil, dimulai dari Pantai Segara Rupek hingga memutari Kelatakan sepanjang 4 kilometer.
Tim penyelamat berharap keputusan tim gabungan membelah diri untuk melakukan pencarian di laut maupun darat ini dapat membuahkan hasil.
“Mudah-mudahan, upaya kita berhasil. Selanjutnya kita serahkan ke Yang Maha Kuasa,” tuturnya.
Diwartakan sebelumnya, Mahbub (18), seorang pelajar asal Pasuruan diketahui terjatuh dari atas kapal Mutiara Alas III saat hendak bersandar di dermaga penyebrangan Gilimanuk pada Rabu (28/6/2017) sekitar pukul 01.15 WITA.
Korban yang saat ini masih dinyatakan hilang tersebut, merupakan salah satu rombongan wisata religi asal Desa Semare, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan, menumpang bus Pariwisata Pratista bernopol W-7085-US. (ono/ono)