Prigen (wartabromo.com) – Laga papan atas antara Juventus vs Real Madrid pada 4 Juni 2017 dini hari kemarin agaknya menyedot perhatian para pecinta sepak bola di tanah air. Perebutan tahta juara liga champion 2017 membuat para penggila bola di Indonesia beradu kreatifitas untuk dapat menyaksikannya dengan euforia dan kegembiraan bersama fans kedua club raksasa tersebut.
Suasana nonton bareng liga champion ini pun terasa di angkringan banyumili Desa Lumbangrejo Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan. Berbeda dari lokasi lainnya, acara nobar liga Champions yang digagas oleh Sahabat Gus Mujib (SGM) ini diberi tajuk Majelis Liga Champions 2017.
“Diberi tema majelis karena ini bertepatan dengan ramadhan. Jadi sorenya kita gelar tadarus kemudian nonton bareng lalu sahur bareng dan sholat subuh bareng, ” kata Mujibbudaawat.
Keseruan dan aksi saling dukung mulai terasa saat pertandingan liga Champions mulai berlangsung. Lokasinya nobar yang berada di lereng gunung dengan suhu yang menusuk kulit tak terasa dengan banyaknya penonton yang saling memberikan semangat kepada kedua tim yang sedang bertanding.
Meski pertandingan tak berlangsung imbang lantaran keunggulan diperoleh oleh Real Madrid namun suasana nobar itu terasa sangat hangat. Para penonton langsung sahur bareng begitu mendapatkan kesempatan saat pertandingan memasuki turun minum atau babak pertama.
Acara sahur bareng terasa sangat nikmat lantaran ikan dan lauk sengaja dimasak bersama di lokasi sehingga baunya menggugah selera untuk makan sahur.
“Para pemain masuk kamar ganti. Kami semua mulai makan sahur, ” lanjut Mujib yang tampak sangat bersemangat melihat masyarakat tumplek blek ikut berbaur bersamanya dalam majelis liga champion 2017.
Pertandingan liga Champions merupakan pertandingan puncak yang menentukan para club besar memperebutkan gelar juaranya. Hal inilah yang ingin ditanamkan oleh Sahabat Gus Mujib (SGM) bahkan kalah menang dalam pertandingan adalah hal yang biasa namun yang paling penting adalah hikmah dibaliknya.
“Pertandingan telah selesai, kalah menang adalah hal biasa yang terpenting adalah bagaimana kita memetik hikmahnya, ” tandas Mujib. (***/***)