Lekok (wartabromo.com) – Gus Irsyad prihatin, warisan luhur seperti sikap tepa selira (rasa saling hormat), kebersamaan maupun jiwa kegotongroyongan di tengah-tengah masyarakat kian memudar, bahkan sikap menang terhadap diri dan kelompok belakangan ini dinilai justru semakin menonjol hingga berpotensi perpecahan.
Perasaan itu disampaikan Gus Irsyad yang juga Bupati Pasuruan ini di tengah acara berbuka bersama (bukber) warga Lekok di Masjid Roudhotul Muttaqin, Desa Rowogempol, Kecamatan Lekok, kemarin.
Sebagai putra yang lahir dari lingkungan santri, Gus Irsyad menekankan kepada warganya untuk tetap kukuh menjalankan ajaran agama, menjaga diri, bersatu padu dan tidak terpengaruh terhadap apapun yang mengarah pada terpecahnya rasa persatuan dan kesatuan bangsa.
“Yang paling sederhana adalah hubungan kita dengan tetangga yang harus benar-benar kita jaga. Tetangga dekat maupun jauh adalah mereka-mereka yang memiliki andil besar dalam kehidupan kita. Kalau ada apa-apa, mesti tetangga kita yang membantunya. Contohnya saja ada kematian, kelahiran, perkawinan dan lain-lain, tetanggalah yang peduli dengan kita,” ujarnya.
Tak hanya itu, pemilik nama H Muhammad Irsyad itu, juga menitikberatkan permasalahan rasa saling menghormati, rasa kebersamaan hingga kegotongroyongan selama ini sepertinya semakin memudar karena telah diabaikan.
Kata Irsyad, masyarakat saat ini lebih cenderung tidak mau diurusi oleh orang lain, sehingga terkesan cuek dan tidak mau diganggu atau lebih mementingkan kepentingan diri atau kelompoknya saja.
Untuk itu, dirinya menghimbau agar masyarakat Kabupaten Pasuruan terus menggalakkan gotong royong yang sebenarnya menjadi ciri khas dan warisan luhur budaya bangsa indonesia.
“Rubuh Gunung atau gotong royong adalah tradisi masyarakat di negara kita yang harus kita pelihara terus. Jangan sampai pudar, apalagi hilang,” pungkasnya. (mil/ono)