Jakarta (wartabromo.com) – Program inovasi Surya Mas Jelita (Sehat untuk Berkarya Mandiri Bersama Kelompok Jelang Eliminasi Kusta) dan Sakera Jempol (Sadari Kekerasan Perempuan dan Anak dengan Jemput Bola) Kabupaten Pasuruan, masuk nominasi program inovasi top 99 tingkat nasional.
Bupati Pasuruan, HM Irsyad Yusuf, menunjukkan sukacita dan ungkapan terima kasih kepada seluruh lapisan masyarakat Pasuruan atas dukungan terkait capaian program-program yang diusungnya selama ini.
“Alhamdulillah saya selesai memaparkan sendiri kedua inovasi yang kita miliki. Semuanya lancar. Dukungan akan mengalir apabila sudah bisa menampilkan manfaat dari hasil kinerja kita,” kata Irsyad.
Pemaparan kedua inovasi tersebut sebelumnya dilakukan di hadapan Tim dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, di Ruang Rapat Sriwijaya II, Kantor Kemenpan RB, Jakarta, Kamis (04/05/2017). Harapannya, kedua inovasi selanjutnya dapat menembus 40 besar nominasi tingkat nasional.
Dijelaskan, bahwa Surya Mas Jelita merupakan inovasi untuk mengatasi permasalahan penyakit kusta di Kabupaten Pasuruan.
Yang menjadi perhatian khusus dalam program inovasi Surya Mas Jelita kali ini dilakukan di wilayah Kecamatan Grati yang selama ini tercatat sebagai daerah endemik kusta.
Di dalam inovasi tersebut, setiap petugas diarahkan melakukan pendekatan “SRUPUD“ yakni Sosialisasi; Rembug kusta; Upaya pendekatan personal; Pembentukan KPD/Kelompok Perawatan Diri; Upaya memberdayakan kelompok; serta Dievaluasi.
Keunggulan inovasi ini adalah pelayanan komprehensif mulai dari perawatan, pengobatan dan pemberdayaan melalui cara pendekatan yang manusiawi, komitmen dan kesungguhan dari semua pihak, kebersamaan semua elemen yang sehati.
“Sehingga penderita tidak hanya sembuh tetapi mempunyai kemandirian dan berkarya,” tambah Irsyad.
Kusta di Grati bukanlah hal baru. Irsyad mencatat terdapat 298 kasus yang diderita warga Grati, selama kurun tahun 2009-2016.
Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang penyakit kusta diantaranya menjadi penyebab angka kesakitan kusta yang tinggi. Selain itu, pola hidup bersih dan sehat yang masih rendah, kurang optimalnya dukungan lintas sektor serta pendekatan yang dilakukan kurang tepat disebut juga menjadi penyebab gagalnya eliminasi kusta selama ini.
Akibatnya, kusta tidak hanya diderita orang dewasa, beberapa kasus bahkan menimpa pada anak-anak hingga mengalami kecacatan karena tidak segera ditangani secara medis.
“Kusta merupakan penyakit yang bercitra negatif dan mendapat diskriminasi di masyarakat sehingga penderita kusta merasa malu, tidak mau berobat dan tidak berdayaguna. Akhirnya kita lakukan beberapa langkah untuk mengatasinya sehingga muncul inovasi Surya Mas Jelita ini,” ujar Irsyad menjelaskan.
Sementara, inovasi Sakera Jempol sebagai bentuk upaya untuk menekan jumlah kekerasan pada perempuan dan anak yang selama ini kasusnya masih tergolong tinggi. Pasalnya jumlah kasus kekerasan diakui terbilang tinggi tidak ada penurunan jumlah kasus secara signifikan.
Sakera Jempol pada prinsipnya dilakukan dengan melibatkan seluruh lapisan tanpa terkecuali dengan pendekatan-pendekatan bersifat manusiawi.
Langkah-langkah telah ditempuh, mulai sosialisasi pendekatan keluarga, Tokoh masyarakat/agama, serta kepada seluruh stakeholder, sehingga Irsyad berharap kedua program inovasi pelayanan publik ini dapat benar-benar terlaksana untuk kesejahteraan masyarakat Pasuruan. (mil/ono)