Pasuruan (wartabromo.com) – Walikota Pasuruan, Setiyono melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) ke sejumlah sekolah di hari kedua pelaksanaan Ujian Nasional (Unas) tingkat SMP. Rabu (03/05/2017).
Dari sidak tersebut, orang nomor satu di Kota Pasuruan tersebut sempat mengkritik kontruksi dan tatanan gedung SMPN I yang dianggap tidak representatif. Pasalnya, bangunan terlihat semrawut dan tertutup sehingga tidak terdapat sirkulasi udara yang seharusnya bebas keluar masuk ruangan.
“Perencanaannya seperti apa sampai jadinya begini. Anak-anak kalau belajar pasti tidak nyaman. Harus dirubah supaya siswa betah berlama-lama di sekolah,” ujar Setiyono.
Selanjutnya pria yang sebelumnya menjabat Wakil Walikota Pasuruan itu, menjumpai 5 pelajar asal 5 madrasah swasta, yang seharusnya bergabung di Mts Negeri untuk mengikuti Unas, mengundurkan diri tidak turut mengikuti ujian.
“Sekali lagi saya tegaskan bahwa pendidikan itu penting untuk kita jadikan sebagai pijakan dalam meraih mimpi dan cita-cita kita. Jangan sampai mundur karena biaya atau tidak mampu, tapi sekolah itu wajib, apalagi ini sudah ujian, tinggal selangkah lagi keluar dan lulus SMP,” lanjut Setiyono menyayangkan.
Suharyanto, Kepala Dinas Pendidikan Kota Pasuruan saat mendampingi Walikota Pasuruan, Setiyono menjelaskan, bahwa jumlah peserta SMP dan Mts se-Kota Pasuruan yang mengikuti Unas tahun ini sebanyak 3.460 anak. Jumlah tersebut terdiri 2.969 anak mengikuti Unas berbasis kertas, dan 491 anak mengikuti CBT.
Sedangkan jumlah lembaga, baik SMP maupun Mts berjumlah 39 lembaga, yang terinci 13 SMP dengan ujian menggunakan Paper Based Test (PBT) dan 15 sekolah melaksanakan Computerized Based Test (CBT). Sedangkan 11 Mts seluruhnya melaksanakan PBT.
“Kalau untuk SMPLB, Paket B dan C sudah menjadi kewenangan Cabang Dinas Pendidikan Propinsi Jatim, kita tidak memiliki kewenangannya,” ungkap Suharyanto. (mil/ono)