Paiton (wartabromo.com) – Siapa bilang, tanaman sayur Dataran Tinggi, tidak bisa dikembangkan di Dataran Rendah?. Di tangan seorang pemuda, tanaman seperti brokoli, bunga kol, wortel, sawi daging dan kubis, tumbuh subur di dataran rendah.
Ya, di tangan Rachmad Yogi Samanta, warga Desa Karanganyar, Kecamatan Paiton, sayuran yang hanya bisa berkembang di suhu dingin itu, nyatanya bisa dikembangkan di dataran rendah dengan ketinggian 1-2 meter diatas permukaan laut (mdpl).
“Caranya memanfaatkan teknologi keseimbangan pertanian dengan mengubah suhu tanah. Kami memodifikasinya sedemikian rupa, agar suhu tanahnya mirip dengan kondisi aslinya melalui perlakuan organik pertanian organik dan probiotik. Ilmu itu saya dapat ketika belajar pertanian di negeri Jepang,” tuturnya.
Ia mengatakan, ide awal pengembangan tanaman sayur dataran tinggi ke dataran rendah berawal dari adanya keinginan untuk merubah pola pikir (mindset) masyarakat sekitar. Menurutnya, selama ini masyarakat berpikir, tanaman sayur dataran tinggi tidak akan bisa berkembang bila ditanam di dataran rendah.
“Selama ini, untuk memenuhi kebutuhan dan ketersediaan sayur di masyarakat, masyarakat menunggu pengiriman dari daerah dataran tinggi. Dengan adanya inovasi ini, masyarakat sekarang tidak hanya bergantung kepada pengiriman sayur dari daerah dataran tinggi,” ujar peraih juara 1 nasional Pemuda bidang pelopor ketahanan pangan 2015 itu.
Yogi mengatakan dirinya telah mengembangkan sebanyak 25 aneka jenis sayur dataran tinggi, bersama kelompok tani ‘Cempiring’ binaannya. Seperti Beetroot (bit merah), kale dan kentang. Bit merah ini, tanaman sayuran yang hanya bisa tumbuh diatas 900 mdpl.
Tanaman ini memiliki anti oksidan sangat tinggi yang bermanfaat untuk menghancurkan sel kanker. “Nyatanya, tanaman sayur ini ditangan kelompok tani Cempiring bisa dikembangan, hanya diatas ketinggan 2 mdpl,” kata pria kelahiran 12 Juni 1986 itu. (saw/saw)