Pasuruan (wartabromo.com)- Pemkab Pasuruan saat ini tengah serius untuk memikirkan menghadirkan banyak industri yang akan dibangun di wilayah timur, mulai dari Rejoso hingga Nguling.
Rencana pembangunan industri tersebut telah diawali dengan penyediaan gas dan energi maupun sumber air sebagai modal utama keberadaan industri di wilayah tersebut.
“Kami sudah mengarahkan wilayah timur sebagai kawasan industri terpadu, sehingga permasalahan disparitas antara wilayah barat dan timur Kabupaten Pasuruan akan segera terselesaikan. Fokus pada tahun 2017 adalah pemerataan investasi dalam rangka mengurangi disparitas wilayah,” kata Wakil Bupati Pasuruan, Riang Kulup Prayuda saat menyampaikan sambutannya pada acara Forum Grup Discussion (FCD), Senin (27/2/2017) kemarin.
Menurutnya, semua OPD untuk sama-sama menyatukan visi dan misi dalam rangka menghilangkan disparitas wilayah sehingga tidak ada lagi opini masyarakat yang masih membicarakan ketimpangan antara wilayah barat dan timur Kabupaten Pasuruan.
“Salah satu masalah di wilayah timur adalah in-efisiensi. Masyarakat timur menghabiskan banyak biaya transportasi jika bekerja di perusahaan-perusahaan di wilayah barat. Belum lagi risiko kecelakaan karena kondisi jalan nasional yang rusak,” jelasnya.
Ia berharap program pemerataan investasi segera bisa direalisasikan, sehingga keinginan pemerintah daerah dalam menekan disparitas wilayah benar-benar tercapai pada 2017.
“Program pemerataan investasi merupakan hasil kajian DRD Kabupaten Pasuruan sebagai turunan dari visi dan misi bupati dan wakil bupati. Dan tahun keempat ini fokus pada pemerataan pembangunan guna menekan disparitas wilayah, ” tegasnya.
Sementara itu, Misbakhul Munir, salah satu anggota DRD Kabupaten Pasuruan mengatakan, tujuan digelarnya FGD adalah untuk menyamakan pemikiran untuk bagaimana menemukan racikan yang tepat, guna menghidupkan wilayah timur Kabupaten Pasuruan, dengan kegiatan industry hingga pertanian.
“Untuk itu, permasalahan disparitas yang sampai kini masih dirasakan oleh masyarakat, kita jadikan satu dalam dialog ini. Hingga endingnya adalah kita temukan solusi dari permasalahan klasik ini,” kata Misbahul Munir. (mil/yog)