“Tadi di perempatan sana, Wak Takrip dipepet sampai mau jatuh. Anak ini tiap hari lewat sini, kok. Kenapa semua orang diam, karena hampir semuanya pernah hampir celaka dibuatnya. Bukannya tidak berani menegur. Nanti kalau menegur bisa jotosan. Kalau di kalah teman-temannya akan datang bawa bondet atau minimal celurit. Dia itu pembalap memang, makanya setiap ruas jalan dianggapnya sirkuit.”
“Mana HP sampeyan? Tak pinjam sebentar.” Kata Ustadz Karimun.
“Buat apa, nggak ada pulsanya, ustadz.”
“Tak shooting.”
Beberapa hari kemudian adegan gulung kuming itu jadi viral. Diam-diam Arif mem-bluetooth “film dokumenter” karya Ustadz Karimun itu lalu mengunggahnya ke dunia maya.
Penulis : Abdur Rozaq/wartabromo