Sukapura (wartabromo.com) – Tiga hari terakhir, kaldera atau lautan pasir Gunung Bromo di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura dilanda angin kencang yang menyebabkan badai pasir. Akibatnya debu bertebaran di sekitar wisata lautan pasir atau kaldera.
Wisatawan yang berwisata di kaldera dihimbau menggunakan masker atau penutup hidung dan mulut, karena rentan menganggu pernafasan.
Kawasan kaldera gunung eksotika ini, dilanda angin kencang yang menyebabkan badai debu di lautan pasir. Kuatnya angin membuat abu vulkanik beterbangan mengikuti arah dan kecepatan angin.
Kuatnya tiupan angin membuat lautan pasir dan sekitar Pura Poten Luhur Agung, yang berada di bawah gunung, terlihat tertutup debu.
“Kami tak bisa menikmati keindahan gunung Bromo dari lautan pasir, karena jarak pandangnya tertutup abu. Sangat disayangkan karena saya baru pertama kali datang ke sini,” tutur Bryan Mc Allister, wisawatan asal Kanada, dengan logat Inggrisnya, Selasa (7/2/2017).
Bryan pun menikmati keindahan salah satu gunung dari tiga gunung tercantik di dunia ini, dari kawasan perbukitan di Cemoro Lawang.
Badai pasir ini, memang tidak sampai menelankorban bagi wisatawan. Namun, debu halus dari abu vulkanik Bromo yang beterbangan sangat membahayakan bagi kesehatan khususnya pernafasan, jika terhirup oleh wisatawan.
Sementara itu, petugas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menghimbau agar pengunjung untuk memakai masker jika berada di sekitar kaldera Bromo. Karena debu yang dikeluarkan dari kawah Bromo, mengandung selica bahan dasar pembuatan kaca, dan bisa menyebabkan gangguan ISPA.
Meski demikian kawasan lautan pasir masih terbuka bagi wisatawan.
“Ketika terjadi angin kencang, diharapkan wisatawan segera pindah atau memakai masker. Pesona gunung Bromo masih dapat dinikmati dari bukit mentigen, seruni poin, dan cemoro lawang,” kata Kasi Pengelolaan Wisata Wilayah I TNBTS Sarmin. (saw/saw)