Sukapura (wartabromo.com) – Puluhan jip wisata berlalu lalang dan parkir disekitar alat seismograf yang ada lautan pasir Gunung Bromo setiap harinya. Tentu saja, hal ini sangat mengganggu perekaman aktivitas kegempaan Gunung Bromo yang dilakukan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Gunung Bromo, Ahmad Subhan, mengeluhkan kondisi tersebut. Pasalnya, data yang terekam oleh alat seismograf tersebut menjadi tak valid. Karena getaran yang ditimbulkan baik oleh kendaraan maupun aktivitas pengunjung yang seharusnya tidak beraktifitas disekitar alat tersebut.
“Disana sudah ada papan larangannya, tapi entah kenapa mereka masih mendekati alat ukur aktivitas gunung itu. Meski sudah kami pagari, namun tetap saja getaran yang ditimbulkan membuat kami terkecoh dengan aktivitas riil Gunung Bromo,” ujarnya, Kamis (12/1/2017).
Subhan mengaku sudah berulang kali menegur dan mengingatkan para operator jip untuk menjauhi areal sekitar alat seismograf itu. Namun teguran itu tak digubris. Dengan parkir ditempat itu, otomatis aktivitas pengunjung terekam oleh alat yang berjarak 1 kilometer dari Gunung Bromo itu.
“Alat itu sangat sensitif, tiap ada getaran maka akan menggerakkan alat pencatat yang ada di pos pantau. Getaran-getaran ini tidak seharusnya ikut terekam, karena berkaitan langsung dengan peningkatan status gunung,” paparnya.
Kasi Pengelolaan Wisata Wilayah I TNBTS, Sarmin membenarkan keluhan dari petugas PVMBG. Ia menuturkan jika pihaknya sudah berupaya maksimal dengan berkoordinasi dengan pihak pos PGA Bromo untuk mensterilkan areal tersebut. Mulai dengan memasang papan larangan mendekat, sampai melakukan jadwal peninjauan lokasi secara berkala. Patroli berkala ini, untuk memastikan areal sekitar alat seismograf di lautan pasir steril dari aktivitas operator jip dan pengunjung.
“Petugas sering menghalau para operator jip itu beserta dengan pengunjungnya dari areal sekitar alat seismograf itu. Namun kembali lagi, karena mereka mencuri kesempatan disaat areal tersebut tak dijaga, mau bagaimana lagi,” ujarnya. (myn/saw)