Grati (wartabromo) – Meski terjadi anomali cuaca, Pabrik Gula (PG) Kedawoeng, Grati, Pasuruan, mampu melakukan giling tebu hingga melebihi target. Selama 117 hari, sebanyak 228.008 ton tebu berhasil digiling.
“Kita bersyukur, meskipun anomali cuaca juga berubah-ubah, tapi kita bisa menuntaskan giling tebu sampai selesai dan melebihi target. Saya ucapkan banyak terima kasih untuk semua petani tebu yang telah bekerja sama dengan sangat baik,” kata Nur Drajat, General Manager PG Kedawung, Senin (31/10/2016).
Giling tebu sebanyak 221.488 ton dimulai sejak 15 Juni dan selesai pada 24 Oktober 2016. Tebu-tebu didapatkan dari para petani tebu, baik di Pasuruan maupun luar Pasuruan. Kata Nur, 63% milik petani tebu di Kabupaten dan Kota Pasuruan, dan 37 % dari luar Pasuruan, seperti Mojokerto, Malang dan Lumajang.
“Kalau dari Pasuruan saja masih belum bisa mencukupi target produksi tebu dan gula yang kita hasilkan. Kita masih menggantungkan perolehan tebu dari daerah lain juga. Sekarang ini ada pembukaan Pabrik Baru di Lamongan, dan itu swasta. Dengan kata lain, kita juga bersaing dalam hal harga,” imbuhnya.
Harga yang dimaksud adalah kemampuan pabrik untuk dapat membeli tebu milik petani, baik di Pasuruan maupun luar Pasuruan. Dijelaskan Nur, untuk 1 kwintal tebu, pihaknya membelinya dengan harga Rp 58 ribu, dan pabrik di Lamongan berani membeli dengan selisih harga Rp10-15 ribu.
“Makanya, kita terus menjalin hubungan baik dengan para petani yang ada, dengan harapan tetap menjual tebunya pada kita,” ungkapnya.
Ditambahkan Nur, total luasan areal tanam tebu yang dilakukan PG Kedawung mencapai 3249 hektar, di mana dari jumlah tersebut, sebanyak 46 hektar adalah lahan kepemilikan sendiri (TS atau tanam sendiri), dan 3203 hektar milik petani.
Rencananya, PG Kedawung akan melakukan perluasan areal tanaman tebu seluas 1000 hektar, dengan target 300 hektar akan dilakukan oleh PG Kedawung sendiri, dan 700 hektar adalah kerja sama dengan para petani tebu di wilayah-wilayah seperti Winongan, Grati, Rejoso, Gondangwetan, Pohjentrek dan daerah-daerah lain yang kondisi tanahnya bukan tanah tegal, melainkan tanah persawahan.
“Kalau sudah kita perluas, tak perlu lagi harus membeli tebu dari luar Pasuruan,” singkatnya.
Sementara itu, dari proses giling tebu yang sudah dilakukan, PG Kedawung mampu memproduksi gula dengan kualitas GKP I (gula Kristal putih kualitas satu) sebanyak 13.229 ton. Jumlah tersebut juga melebihi target tahun 2016 sebesar 12.184 ton gula. Menurut Nur, dari jumlah tersebut, sebanyak 4206 ton gula berasal dari areal lahan sendiri, sedangkan 9023 ton gula merupakan bagi hasil petani dengan PG Kedawung. Gula-gula tersebut dijual melalui lelang yang dilakukan setiap seminggu sekali.
“Kita jual per kg nya dengan harga Rp 11.000 di tingkat produsen dan Rp 12.500 di tingkat konsumen. Sebagian kecil juga kita berikan kepada karyawan, dan yang lainnya kita jual dengan system lelang,” akunya. (mil/fyd)