Prigen (wartabromo) – Lokasi situs Dewi Suprobowati dalam komplek Candi Indrakila, berada di tempat yang paling tinggi. Hal itu menunjukkan, bahwa sejak jaman dahulu, emansipasi wanita sudah dijunjung tinggi oleh masyarakat nusantara ini.
Bahkan tempat situs Dewi Suprabowati ini diberi nama tersendiri, yakni siti hinggil yang berarti tanah tertinggi. Menunjukkan bahwa wanita sudah sepatutnya di tempatkan pada posisi yang lebih tinggi.
“Gambaran ini menunjukkan bahwa emansipasi wanita itu sudah ada sejak jaman dulu. Wanita di tempatkan lebih tinggi dan harus dihormati sesuai dengan kodratnya,” kata Budiono, Pemimpin PSHT Pasuruan.
Di siti hinggil, sebelum menaiki tangga berundak menuju situs Dewi Suprobowati, di kanan-kiri tangga terdapat dua punden berundak. Keduanya menjadi tanda bahwa derajat wanita itu memang tinggi.
Selain punden berundak, di pelataran siti hinggil, pada bagian kiri dan belakang, terdapat deretan jabong atau gentong tembikar untuk wadah air. Jumlahnya sebanyak 44 buah yang terpendam di permukaan tanah.
“Konon gentong-gentong itu untuk air yang digunakan memasak dan mandi bagi para bidadari yang turun ke bumi. Tapi sekarang, gentong-gentong itu tidak terisi air lagi, karena sudah banyak yang pecah,” ujar Dul Aziz yang dinaungi Balai Museum Trowulan ini.
Situs Candi Indrakila ini ramai dikunjungi para peziarah pada saat malam Jumat. Apalagi saat malam 1 Suro, pengunjung membludak hingga pendapa tidak bisa menampungnya.
Saat berada di lokasi, cukup banyak peziarah yang menggelar selamatan dengan tumpeng. Tumpengan itu dilakukan sebagai wujud tasyakur, karena apa yang diharapkan dikabulkan oleh Tuhan. (hrj/hrj).