Pasuruan (wartabromo) – Menanam buah melon bisa menjadi pilihan para petani di perkotaan. Sugiyanto, petani melon di Kelurahan Blandongan, Kecamatan Bugul Kidul, Kota Pasuruan, membuktikan bisa sukses “tandur” melon.
Sugiyanto yang menanam buah melon di atas lahan seluas 0,5 hektare, mampu menghasilkan 18 ton buah melon sekali panen atau mengalami peningkatan 15 persen dari kebiasaaan yang hanya mencapai 11 ton dalam sekali panen.
“Kebetulan cuacanya bersahabat, dalam arti hujannya tidak terlalu deras, dan ada musim kemaraunya, sehingga membuat perkembangan buah bagus,” kata Sugiyanto saat panen melon di kebunnya, Selasa (30/8/2016).
Cerita sukses tersebut dipaparkan Sugiyanto di depan Wali Kota Setiyono yang mengapresiasinya dengan ikut memanen melon di kebunnya. Setiyono hadir bersama istri, Rini Setiyono dan Kepala Dinas Pertanian Kota Pasuruan Asep Suryatna, serta puluhan warga sekitar.
Menurut Sugiyanto, selain faktor cuaca, peningkatan jumlah produksi melonnya juga didukung oleh penggunaan pupuk yang berimbang, baik organik maupun pestisida. Untuk pupuk organik cukup menggunakan kotoran kerbau atau sapi maupun kotoran hewan lainnya. Begitu juga dengan pestisida yang digunakan untuk penyemprotan hama dan ulat-ulat di daun dan batang tanaman.
“Kalau untuk menambah kesuburan tanaman pasti menggunakan pupuk organik, tapi kalau untuk mengantisipasi adanya hama dan ulat yang selalu menyerang buah, saya menggunakan pestisida,” imbuhnya.
Lebih lanjut Sugiyanto menambahkan bahwa jumlah tanaman melon yang ditanam di lahan miliknya berjumlah 4500 tanaman dan 16 varietas melon, seperti Madesta, Gracia, Golden Melon, Rock Melon serta varietas lainnya. Hanya saja, dari banyaknya varietas tersebut, jenis melon yang paling banyak diminati adalah Gracia dan Rock Melon.
“Kalau Gracia buahnya bisa sampai 5 kg, sehingga memberikan keuntungan paling banyak. Sekali panen, saya bisa meraup keuntungan hingga Rp 45 juta, dan itu merupakan keuntungan bersih. Apalagi sekarang harga melon lagi tinggi-tingginya, yakni mencapai Rp 9 ribu per satu kilogram,” terangnya.
Wali Kota Setiyono mengaku sangat bangga melihat keberhasilan Sugiyanto dalam mengembangkan melon dengan biaya sendiri, akan tetapi hasil produksinya memuaskan.
“Keberhasilan Pak Sugiyanto dalam mengembangkan tanaman melon ini dapat menjadi contoh bagi petani lainnya di Kota Pasuruan. Kalau bisa semua petani bisa belajar kepada Pak Sugiyanto, sehingga banyak masyarakat yang menanam melon, tidak hanya padi saja,” kata Setiyono.
Ia berharap tanaman melon tersebut dikembangkan secara lebih luas lagi oleh para petani seluruh Kota Pasuruan sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan bagi petani.
“Kultur tanah dan iklim cuaca di Kota Pasuruan mampu menjadikan tanaman melon tumbuh subur,” terangnya.
Ternyata, sebut Setiyono, hasil yang didapatkan bila dibanding dengan menanam padi adalah jauh sekali. “Maka dari itu, saya ajak semua petani di Kota Pasuruan, untuk beramai-ramai memanen melon, buah naga, atau anggur, karena menurut penelitian, kultur tanah di Kota Pasuruan sangat ideal untuk menanam melon, anggur dan buah naga,” jelasnya. (mil/fyd)