Pasuruan (wartabromo) – Pemerintah Kabupaten Pasuruan mentargetkan agar pada tahun 2019 bebas dari pekerja anak.
Hal tersebut seperti yang disampaikan oleh Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pasuruan, Yoyok Heri Sutjipto.
Menurutnya, pihaknya akan melakukan banyak langkah untuk dapat mencapai target dan sasaran tersebut, baik melalui personal approach (pendekatan secara pribadi) maupun kesiapan anggaran.
“Khusus untuk anggaran seluruhnya berasal dari APBN, dan ini masih dalam tahap pembicaraan dan sharing di pusat,” terangnya.
Yoyok sendiri menilai, pekerja anak masih susah untuk dihilangkan, lantaran culture atau budaya masyarakat yang masih belum memahami pentingnya anak-anak untuk tidak memainkan peran sebagai seorang pekerja, melainkan masih harus menjadi seorang pelajar.
“Banyak orang tua yang tinggal di pedesaan belum mengerti pentingnya pendidikan. Sudah tamat SD langsung disuruh bekerja, padahal usia mereka harusnya masih duduk di bangku sekolah. Maka dari itu, kami melakukan pendekatan personal kepada mereka secara komprehensif,” imbuhnya.
Dari catatan Dinsosnakertrans Kabupaten Pasuruan sendiri, jumlah pekerja anak di Kabupaten Pasuruan masih sekitar 200-an anak, khususnya di bidang agricultur alias pertanian.
Oleh karenanya, tahun ini Dinsosnakertrans berkomitmen untuk menurunkannya hingga tidak ada lagi anak yang bekerja, meskipun terbilang membantu orang tua. Kata Yoyok, tahun ketiga kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Pasuruan akan focus pada masalah ketenagakerjaan, sehingga dari situlah akan banyak kegiatan yang mengarah pada pengentasan pekerja anak.
“Kami yakin akan mampu untuk mengentaskan pekerja anak, dengan catatan bahwa orang tua harus mendukung penuh dalam hal asupan pendidikan yang layak bagi putra-putrinya,” jelasnya. (mil/yog)