Pohjentrek (wartabromo) – Nahdlatul Ulama Cabang Kabupaten Pasuruan kini telah memiliki nahkoda baru untuk membawa organisasi jam’iyah NU menuju masa depannya 5 tahun mendatang.
KH. Imron Mutamakkin alias Gus Ipong dan KH. Muzakki Birrul Alim telah menjadi harapan baru bagi warga nahdliyin agar Nahdlatul Ulama di Kabupaten Pasuruan menjadi Organisasi jam’iyah yang mampu mengayomi dan menjadi rahmatan lil alamin bagi masyarakat secara umum.
Lalu, Siapakah sosok Rois Syuriah PCNU Kabupaten Pasuruan terpilih, KH. Muzakki Birrul Alim?.
Suasana ruang aula KH. Ahmad Jufri sangat tenang, saat Tim Ahlul Halli Wal ‘Aqdi melalui sekretaris Ahwa yakni Habib Abu Bakar Assegaf akhirnya memutuskan KH. Muzakki Birrul Alim sebagai Rois Syuriah PCNU Kabupaten Pasuruan.
Para peserta Konfercab NU pun tak ada yang memprotes keputusan yang mekanismenya sudah ditetapkan sebelumnya tersebut. Hampir sebagian besar peserta sudah menyakini jika sosok KH. Muzakki Birrul Alim menjadi salah satu kandidat kuat untuk menduduki kursi Rois Syuriah PCNU Periode 2016 – 2021.
Pengasuh Ponpes Hidayatullah Dusun Tampung Desa Kalirejo Kecamatan Gondangwetan itu merupakan kyai yang sangat sederhana dan sangat mencintai organisasi Nahdlatul Ulama sejak masih remaja.
“Beliau gak pernah mau merepotkan. Kalau urusan organisasi, kadang budal sendiri pakai sepeda motor, “ungkap salah seorang putranya Birrul Alim.
Karir organisasi KH.Muzakki pun dilalui dengan jenjang pengkaderan yang nyaris sempurna yakni dimulai dari kader terbawah, IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama) dilanjutkan Ansor hingga akhirnya ke jajaran pengurus NU mulai MWC hingga Cabang Kabupaten Pasuruan.
“Saya itu mulai dari tingkat ranting. Ikut IPNU dan Pengurus Ansor hingga di NU, ” kata KH. Muzakki Birrul Alim saat berbincang dengan wartabromo.
Dirinya mengaku sangat aktif berorganisasi sejak kecil sehingga tahu dan paham betul karakter organisasi.
“Saya aktif mulai jaman tahun 1965, ” akunya.
Sosok Kyai yang sejak tahun 1978 menjadi pengajar di Sidogiri dan tak pernah absen sakit hingga kini ini mengatakan jika dirinya sangat mencintai NU bahkan untuk ikut menyemarakkan berbagai kegiatan organisasi, dirinya rela menjadi mayoret drum band IPNU kala muda.
“Saya ini dulu Mayoret Drum Band lho ya. Karena dulu ganteng,” katanya dengan tawa hangat.
Baginya, Organisasi Nahdlatul Ulama ini harus dilalui dengan proses pengkaderan yang matang dan selalu ikhlas, istiqomah dalam menjalankan dan menggerakan roda organisasinya.
“Senjata Nahdlatul Ulama itu Istighosah dan lailatul Ijtima’ serta kegiatan amaliyah NU lainnya. Yang rutin. Untuk menghalau masuknya paham – paham yang gak jelas, ” urai Ayahanda Direktur TV 9 Jawa Timur, Hakim Jayli ini. (yog/yog)