Rembang (wartabromo) – Para petani di Desa Oro-Oro Ombo Wetan dan Oro-Oro Ombo Kulon, Kecamatan Rembang tengah menikmati masinsnya panen buah srikaya annona squamosa, jenis srikaya yang terkenal dengan rasa legit dan manis. Diketahui Selain mangga, Rembang juga penghasil srikaya dimana ratusan petani menggantungkan sebagian hidupnya dari buah ini.
Buah srikaya sendiri tergolong buah musiman, dengan masa panen 2 kali selama satu tahun, yakni kisaran Pebruari-April, dan dilanjutkan pada September-Nopember. Sejak ditanam dari isi atau benih, pohon srikaya dapat berbuah hanya dalam jangka waktu 2 tahun lamanya. Sedangkan maksimal usia pohon dapat berbuah hingga 60 buah, diperkirakan bertahan sampai 10 tahun.
Di Kecamatan Rembang sendiri, ada Dusun Sumberboto yang merupakan satu dari beberapa tempat yang kaya akan srikaya, mulai dari anakan hingga pohon induk yang berusia puluhan tahun.
Munir (43), salah satu petani Srikaya mengaku memiliki 1500 pohon srikaya yang ditanam di lahan seluas 2 hektar, di mana satu pohonnya bisa menghasilkan rata-rata antara 60-100 buah.
“Bulan maret dan april ini adalah banyak-banyaknya srikaya, sehingga kami akan menggenjot betul julah srikaya yang akan kami jual,” kata Munir saat ditemui di kebun srikaya miliknya, Rabu (6/4/2016).
Srikaya miliknya dijual ke berbagai jenis konsumen, mulai dari pasar lokal, mini market di berbagai daerah seperti Sidoarjo, Mojokerto, Malang, Surabaya hingga Jakarta. Untuk per kilonya dijual dengan harga Rp 25 ribu untuk pasar nasional, sedangkan pasar lokal dijual antara Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu.
“Kalau srikaya super kami jual di supermarket dan daerah di luar pasuruan. Tapi yang biasa-biasa saya jual di pasar daerah,” jelasnya.
Lebih lanjut Munir menjelaskan, untuk meningkatkan kualitas buah srikaya, dirinya selalu memperhatikan penanganan khusus, khususnya pada saat panen maupun pasca panen itu sendiri. Hal ini dikarenakan kualitas buah setelah panen, jelas tidak akan dapat ditingkatkan lebih tinggi lagi, tetapi hanya bisa dipertahankan sampai batas tertentu.
“Kualitas buah yang baik hanya akan diperoleh kalau pemanenan dilakukan pada tingkat kematangan yang cukup. Sedangkan penanganan pasca panen buah srikaya yang tidak baik, maka bisa menurunkan kualitas buah sampai ke tangan konsumen. Oleh karena itu, penanganan srikaya menjadi sangat penting sehingga buah srikaya akan tetap segar diterima oleh pembeli akhir,” tegas pria yang juga menjabat Sekretaris Gapoktan Makmur Sentosa Desa Oro-Oro Ombo Wetan.
Sementara itu, saat ditanya perihal keuntungan yang didapatnya, Munir mengaku, pendapatan yang diterimanya dalam satu kali panen bisa mencapai Rp 60 juta.
“Ya kalau keuntungan bersih sekali panen ya Rp 40 juta. Alhamdulillah pokoknya,” tandasnya. (mil/fyd)