Gempol (wartabromo) – Meski di Pulau Jawa, khususnyan di Jawa Timur, fenomena gerhana matahari total hanya tampak 83 persen atau tampak seperti bulan sabit, namun tetap berbahaya jika disaksikan dengan mata telanjang.
“Warga yang ingin melihat harus pakai kacamata gerhana. Karena akan berbahaya jika melihat secara langsung,” kata Kepala Kantor Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) di, Gempol, Pasuruan, Dian Yudha Risdianto, Senin (7/3/2016).
Puncak bahaya saat gerhana matahari total yakni saat rembulan yang sebelumnya menutupi cahaya matahari bergerak menjauhi garis sejajar dengan matahari. “Bahkan kalau mau memotret, lensanya harus dilapisi pelindung khusus.”
Dian juga mengingatkan tidak sembarangan membeli kaca mata gerhana di tempat umum. Ia tidak menjamin kualitas kacamata tersebut. “Yang jelas berbeda kualitasnya,” kata Dian.
Kantor Lapan Gempol sendiri mengadakan nonton bersama fenomena alam langkah tersebut pada Rabu (9/3). Sebanyak 7 teleskop dan proyektor layar lebar akan dipasang untuk warga yang ingin meyaksikan fenomena alam langka tersebut. Selain itu, 250 kacamata khusus juga akan dibagikan ke warga untuk melihat langsung gerhana.
Di Jawa Timur warga dapat melihat gerhana matahari total pada pukul 06.21 WIB sampai pukul 08.39 WIB. Namun untuk wilayah Jawa gerhana matahari total hanya akan terlihat sampai 83 persen saja atau seperti bulan sabit
Dian mengatakan gerhana matahari total akan terjadi lagi di wilayah Indonesia pada tahun 2023, sedangkan gerhana matahari total pada tanggal 9 maret 2016 di lokasi yang sama hanya akan terjadi 350 tahun lagi. (fyd/fyd)