Pasuruan (wartabromo) – Permasalahan baru muncul seiring datangnya 12 Kepala Keluarga (KK) eks Gafatar dari Kalimantan Barat. Selain banyak yang sudah tak memiliki rumah, mereka juga tak memiliki pekerjaan.
“Dulu saya kerja bengkel, sekarang belum tahu mau kerja apa,” kata Ulun, eks Gafatar asal Beji, dalam sebuah wawancara, Rabu (27/1/2016).
Pria perawakan kurus ini mengaku tidak sampai menjual rumah untuk biaya ke Kalimantan. Namun, ia tetap bingung karena kehilangan pekerjaan.
Ulfa, warga Prigen yang juga ikur dipulangkan dari Kalimantan berharap ada bantuan modal kerja dari pemerintah. Meski tidak menjual rumah karen memang warisan orang tua, suaminya kehilangan pekerjaan.
“Rumah tidak dijual, wong rumah warisan,” kata ibu tiga anak ini.
Samsul, warga Desa Gajahrejo, Kecamatan Purwodadi, sebelumnya berkeras tidak mau kembali ke desanya karena malu. Samsul sendiri ke Kalimantan bersama istri dan tiga anaknya.
“Rumah tidak dijual, cuman kalau bisa tidak kembali ke sana,” ujarnya.
Ia berharap bisa menggarap sawah atau lahan pertanian agar bisa menafkahi keluarganya.
Hal sama diungkapkan Widji Widodo, warga Beji. Eks Ketua Gafatar Pasuruan yang sudah menjual rumahnya di Desa Beji ini tidak tahu kemana pulang.
“Saya harap ada yang kasihan saya. Ya bagaimana lagi rumah dijual, ya pinginnya dikontrakkan,” ujarnya.
Terkait hal itu, belum ada langkah dari pemerintah. “Soal itu, silahkan konfirmasi Disnakersostrans,” kata Kepala Bakesbangpol Kabupaten Pasuruan, Yudha Triwidya Sasongko.
Sementara pihak Disnakersostrans belum bisa dikonfirmasi. (fyd/fyd)